Assalaamu'alaikum
Halo Mom... Apa kabar? Semoga Mom selalu dalam keadaan sehat lahir batin. Semoga Mom diberikan rasa berkelimpahan.
Ijinkan saya kali ini bercerita tentang persalinan anak pertama saya, ya Mom.
Saya menikah di tahun 2008 saat usia saya hampir 21 tahun. Selang tiga bulan, saya telat haid. Namun karena dari sebelum nikah, saya memang sering telat jadi saya tidak mengira bahwa saat itu sudah 'isi'. Saya merasa badan saya cepat sekali capek. Sering pusing, mual, nggak nafsu makan. "Ada apa ini dengan badan saya?" pikir saya waktu itu.
Setelah minum vitamin dan suplemen badan tak juga membaik, akhirnya saya memeriksakan diri ke dokter. Awalnya saya mengantri di dokter umum. Lalu seorang teman yang bekerja di klinik itu menghampiri. Setelah mengobrol agak lama, beliau menyarankan agar saya tes urine saat itu juga. Dan nggak menyangka bahwa hasilnya positif.
*sampai disini cerita masih biasa banget*
Saya dan suami pulang dengan perasaan campur aduk -saya saja ding, suami mah seneng-seneng aja- antara senang dan kaget karena belum siap. Ketika sesaat setelah menikah, aku berdo'a kepada Allah agar punya anaknya setahun setelah menikah. Ini baru empat bulan menikah sudah dikasih. Jujur saya merasa belum siap karena pengin pacaran sama suami dulu.
Kehamilan pertama yang saya jalani biasa saja seperti kehamilan rata-rata ibu di dunia ini. Pagi-pagi, morning sickness, mual muntah sepanjang hari, lemah.
*iya, sih... biasa banget cerita loe Win*
Bulan-bulan kehamilan juga biasa-biasa saja, Mom. Gizi sangat tercukupi untuk saya dan janin. Periksa tiap bulan ke bidan, tanpa USG.
Tiba saatnya melahirkan, usia kandungan genap 40 minggu. Sore hari selepas maghrib air ketuban pecah dan saya masih di rumah. Biasa, namanya baru pertama kali saya nggak tahu kalau itu air ketuban. Kemudian ibu dan suami saya membawa saya ke rumah bidan. Nggak di rumah sakit dan nggak memakai metode apapun seperti yang banyak diceritakan Mom kepada saya.
Saat itu diperiksa oleh bidan masih pembukaan dua, namun air ketuban yang sudah pecah duluan Alhamdulillah masih mencukupi, kata bidan. Saya juga nggak terlalu paham waktu itu.
Bidan memperkirakan pembukaan sempurna pada dini hari dan bayi akan keluar esok pagi. Kontraksi sangat sering dan sangat sakit. saya harus kuat dan tetap selalu menyebut Asma-NYA. Sampai disini, proses pembukaan berjalan dengan biasa saja, nggak ada yang panik luar biasa, nggak ada yang jerit-jerit pula. Semua aman, tenang dan terkendali.
Jam sembilan bidan memeriksa, dan katanya sudah pembukaan sempurna. wah! Padahal baru dua jam yang lalu (jam7 malam) bidan memprediksi.
Dan jam setengah sepuluh malam, bayi perempuan sehat sempurna berhasil lahir tanpa kurang suatu apapun. Rasanya, saat mengeluarkan bayi melewati jalan normal ituu... seperti menuangkan kolak pisang ke dalam mangkok, ma' PRUCUTTT.
Aneh!! Bener-bener aneh! Peristiwa yang biasa-biasa saja itu, sudah bertahun-tahun masih tetap tersimpan dalam ingatan. Itu, nggak habis pikir saya. hahaha
Oiya, kabar gembiranya... Allah benar-benar mengabulkan do'a saya. Yang mana? Setahun setelah menikah punya anak. Dan benar adanya, saat bayi itu lahir bertepatan dengan setahun pernikahan kami.
Allahu Akbar!!
*) Postingan yang gagal pokus, wong diharuskan cerita yang menginspirasi kok.. ini apa? :)))
Halo Mom... Apa kabar? Semoga Mom selalu dalam keadaan sehat lahir batin. Semoga Mom diberikan rasa berkelimpahan.
Ijinkan saya kali ini bercerita tentang persalinan anak pertama saya, ya Mom.
Saya menikah di tahun 2008 saat usia saya hampir 21 tahun. Selang tiga bulan, saya telat haid. Namun karena dari sebelum nikah, saya memang sering telat jadi saya tidak mengira bahwa saat itu sudah 'isi'. Saya merasa badan saya cepat sekali capek. Sering pusing, mual, nggak nafsu makan. "Ada apa ini dengan badan saya?" pikir saya waktu itu.
Setelah minum vitamin dan suplemen badan tak juga membaik, akhirnya saya memeriksakan diri ke dokter. Awalnya saya mengantri di dokter umum. Lalu seorang teman yang bekerja di klinik itu menghampiri. Setelah mengobrol agak lama, beliau menyarankan agar saya tes urine saat itu juga. Dan nggak menyangka bahwa hasilnya positif.
*sampai disini cerita masih biasa banget*
Saya dan suami pulang dengan perasaan campur aduk -saya saja ding, suami mah seneng-seneng aja- antara senang dan kaget karena belum siap. Ketika sesaat setelah menikah, aku berdo'a kepada Allah agar punya anaknya setahun setelah menikah. Ini baru empat bulan menikah sudah dikasih. Jujur saya merasa belum siap karena pengin pacaran sama suami dulu.
Kehamilan pertama yang saya jalani biasa saja seperti kehamilan rata-rata ibu di dunia ini. Pagi-pagi, morning sickness, mual muntah sepanjang hari, lemah.
*iya, sih... biasa banget cerita loe Win*
Bulan-bulan kehamilan juga biasa-biasa saja, Mom. Gizi sangat tercukupi untuk saya dan janin. Periksa tiap bulan ke bidan, tanpa USG.
Tiba saatnya melahirkan, usia kandungan genap 40 minggu. Sore hari selepas maghrib air ketuban pecah dan saya masih di rumah. Biasa, namanya baru pertama kali saya nggak tahu kalau itu air ketuban. Kemudian ibu dan suami saya membawa saya ke rumah bidan. Nggak di rumah sakit dan nggak memakai metode apapun seperti yang banyak diceritakan Mom kepada saya.
Saat itu diperiksa oleh bidan masih pembukaan dua, namun air ketuban yang sudah pecah duluan Alhamdulillah masih mencukupi, kata bidan. Saya juga nggak terlalu paham waktu itu.
Bidan memperkirakan pembukaan sempurna pada dini hari dan bayi akan keluar esok pagi. Kontraksi sangat sering dan sangat sakit. saya harus kuat dan tetap selalu menyebut Asma-NYA. Sampai disini, proses pembukaan berjalan dengan biasa saja, nggak ada yang panik luar biasa, nggak ada yang jerit-jerit pula. Semua aman, tenang dan terkendali.
Jam sembilan bidan memeriksa, dan katanya sudah pembukaan sempurna. wah! Padahal baru dua jam yang lalu (jam7 malam) bidan memprediksi.
Dan jam setengah sepuluh malam, bayi perempuan sehat sempurna berhasil lahir tanpa kurang suatu apapun. Rasanya, saat mengeluarkan bayi melewati jalan normal ituu... seperti menuangkan kolak pisang ke dalam mangkok, ma' PRUCUTTT.
Aneh!! Bener-bener aneh! Peristiwa yang biasa-biasa saja itu, sudah bertahun-tahun masih tetap tersimpan dalam ingatan. Itu, nggak habis pikir saya. hahaha
Oiya, kabar gembiranya... Allah benar-benar mengabulkan do'a saya. Yang mana? Setahun setelah menikah punya anak. Dan benar adanya, saat bayi itu lahir bertepatan dengan setahun pernikahan kami.
Allahu Akbar!!
"Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Hamil dan Melahirkan ala Bunda Salfa"
*) Postingan yang gagal pokus, wong diharuskan cerita yang menginspirasi kok.. ini apa? :)))
Keren ah ceritanya, mak mungkin tipe orang yg realistis, jadi ga pake cerita mengharu biru, hihi :D
ReplyDeleteTapi, malah ngasih sudut pandang lain seseorang menyikapi kehamilan dan kelahiran..
Waah, makasih. Komentar yang nggak saya duga nih. Makasih supportnya ya. :)
DeleteWah menikahnya masih muda ya. Subhanallah mudah sekali prosesnya. :))
ReplyDeleteHehe, ada salah ketik ternyata , mak. itu kok jadi tahun 2013 ya. Udah diedit lagi.
Deletealhamdulillah mudah banget. kalau begitu bisa nambah 10 lagi mak...
ReplyDeleteInsya Allah bisa, mak Ida. :)
Deletewah Mak bisa pas banget ya lahir di ultah pernikahan, enak bisa ngerayain bareng hehe
ReplyDeletehehe, bulannya saja yang sama, Mak. tanggalnya beda tipis. 10 hari.
Deleteenakkknyaaaa :D
ReplyDeleteAlhamdulillah ;)
Deleteayo teh....pasti kangen deh dengan PRUCUTTTnya.... enak sekali....lega.....apalagi setelah tubuh mungilnya ada dalam dekapan kita...hmmm....hilang terlupakan rasa saat kontraksinya....;)
ReplyDeleteeh, ketemu teh Gina di sini. he em, memang kangen... tangisan pertamanya mengobati sakitnya. ;)
Deletealhamdulillah...
ReplyDeleteaneh dan bikin iri hihihi...
aneh? ahaha :D
DeleteWah acara lombanya menarik sih. Istri saya sudah melahirkan 2 anak namun beliau sangat sibuk untuk ngeBlog. Padahal istri saya penulis dan pernah menerbitkan dua bukunya semuanya bertema anak anak juga heieihiehiee. Insya Allah saya mau mengajak dia untuk ngeBlog. Insya Allah
ReplyDeleteTerimakasih sudah mampir, Pak. Salam kenal buat istrinya. saya akan senang sekali kalau bisa berkenalan dengan istrinya. :)
Deletewkwkw wah ketw saya bunda dhia mak prucuttt kok yah saya ikutan seneng hehehe
ReplyDeleteOya? syukur deh Om.
DeletePengen deh melahirkan dengan mudah seperti itu, kalo saya pengen pacaran dua tahun dulu teh, alhamdulillah dikabulkan... Sekarang lagi h2c nih doakan ya heheu makasih byk sharing nya. Salam buat sikecil
ReplyDelete