Pagi ini, Akram bangun lebih awal dari Mbaknya. Belum cuci muka dan apa-apa langsung bilang dengan suara yang belum fasih minta teh manis.
" I-num... Nteh... Anyis "
Saya mbatin, Akram habis ngimpi tentang teh manis gitu? Biasanya begitu bangun minta minum air putih kemudian minta segelas susu plus biskuit.
Lalu saya nyolokin air (*nah lhoh apa maksudnya ini?) -maksudnya nyolokin dispenser. Sambil nungguin air panas, Akram minta saya untuk menyalakan tipi, ngak saya turutin. Kemudian nunjuk-nunjuk minta diambilin tablet yang saya taro di atas lemari, nggak saya turutin juga. Lalu ke meja komputer minta dinyalain, nggak juga saya turutin.
Karena nggak juga terkabul keinginannya, Akram ngebangunin Dhia dengan cara
digabruk (bahasa Indonesianya apa ya? semacam ditindihin gitu lah). Akhirnya mbak Dhia bangun juga setelah guling-guling hampir ngambek karna diganggu tidurnya.
Dhia dan Akram mendekati saya, setiap bangun tidur pasti minta disayang-sayang (dipeluk; dicium; ditanya-tanya tidurnya nyenyak apa enggak, bla bla bla) #Ahaaaiy
Air di dispenser udah panas. saya pun ngeluarin nampan, dua buah gelas, gula, dan teh celup.
"Ayooo ke depan (maksudnya ke teras depan), kita bikin teh celup yuuk!!" kata saya.
Anak-anak ngintil saya di belakang. Kemudian duduk manis di dekat nampan.
Acara minum teh di pagi hari pun dimulai.
|
Mereka celup-celup bergembira |
|
Gulanya dua sendok aja , ya Mbak Dhia. |
Kemudian terjadilah drama, wekekeke
"Mencari biskuit yang hilang"
Kebiasaan makan biskuit dicelupin ke susu/teh manis
Eksperimen dengan teh manis
Oiya, beberapa waktu yang lalu (nggak jelas kapan yang pasti sebelum sebelum 2015) Dhia juga sudah pernah bikin teh manis sendiri. Saya cuma membantu menyediakan air panasnya aja. Kalau sekarang Dhia sudah berani nuangin air panas ke dalam gelas sendiri.
Waktu bikin teh manis itu, Dhia nanya-nanya :
"Kok nggak manis, ya Mi?" --> "Karena belum dikasih gula, Ia"
"Waah, kalo udah dikasih gula jadi manis, Mi!" --> "Berarti, rasa gula apa? Manis"
"Mi, lihat! Sendoknya bengkok!" kata Dhia dengan mata berbinar. Kemudian berulang-ulang ia mengangkat sendok dari gelas lalu menyelupkannya lagi, angkat lagi, celupkan lagi. lalu tertawa cekikikan.
Dhia, itu namanya pembiasan (saya jelaskan apa adanya :D ). Lihat deh, sendoknya nggak bengkok kan kalau di luar gelas, tapi kalau dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, kita melihatnya seolah-olah sendoknya bengkok/patah.
"Ooo, begitu ya Mi" Dhia manggut-manggut.
Lalu...
"Waaaaw... gede buangeet!!" Dhia memekik.
"Apanya, Ia'?"
Dhia meletakkan gelas berisi teh manis itu di depan matanya, lalu berkata, "Ummi keliatan gede banget. Tanganku juga!"
"Wah, iya. Gelasnya bisa jadi kaca pembesar. Coba yuk kita lihat barang-barang yang lain."
Lalu Dhia mengambil beberapa mainannya dan mengamati dari balik gelas kaca berisi air teh hingga akhirnya teh manisnya habis.
Jadi, dari hal-hal kecil yang kita temui sehari-hari bisa jadi bahan pembelajaran buat anak balita, ya Manteman.