Saya udah lupa-lupa inget, waktu kecil kalau disuruh sama ibu langsung nurut dan dikerjakan atau enggak. Tapi yang jelas ibu saya sering banget nyuruh-nyuruh. Sedari saya masih SD sering disuruh ke warung membeli garam atau obat nyamuk. Padahal tengah asyik-asyiknya bermain sama teman.
Setelah saya SMP, saya sudah mulai disuruh mencuci baju seragam sekolah, kaos kaki, dan sepatu sendiri. Sering disuruh untuk membersihkan rumah dan menyapu halaman dan membantu mencuci piring ( minimal piring bekas makan sendiri ) setelah makan. Seingat saya sih, kadang saya nurut terkadang juga saya menggerutu ngerjainnya, kadang malah membangkang nggak mau sama sekali.
Waktu sekolah SMA, ibu mulai nyuruh saya untuk ngiris-ngiris bawang di dapur, mbantuin ibu masak. Kalo udah gini, saya nangis karena bawang. hehehe
Tak jarang juga kena pisau.
Itu dulu. Saya rasa, perasaan anak-anak rata-rata begitu kalau disuruh sama orang tuanya.
Setelah saya merasakan yang namanya melahirkan, apapun permintaan, keinginan ibu dan bapak langsung saya kerjakan. Dari hal-hal kecil sampai hal besar. Kalau saat ibu meminta saya belum bisa mengabulkan, saya pasti bertekad suatu saat bisa mengabulkan permintaannya.
Tega Menyuruh
Saat ini, Dhia umurnya hampir 6 tahun. Sejak kecil, saya biasakan untuk meminta tolong kepadanya (bahasa halus dari menyuruh). Awalnya dari hal-hal kecil saja. seperti menyuruhnya mengambil mainannya.
"Dhia, tolong ambil boneka itu."
Nah, dari sini awal mulanya. Menggunakan kalimat perintah sederhana yang bisa dimengerti anak ( usia 1,5 tahun ).
Setelah itu bisa ditambah lagi tahapannya. Seperti menutup pintu, mengambilkan barang, menyimpan batrang ke tempatnya semula, dsb.
"Dhia, tolong tutup pintunya."
Dan tidak lupa, setiap kali menyuruhnya, tidak lepas dari kata TOLONG.
Jadi, saya mulai dengan hal sederhana saja. Sehingga sampai diusianya sekarang, Dhia sudah mandiri dan bisa disuruh-suruh. :)
( aaah, pake bahasa yang lebih lembut saja ya. BISA MEMBANTU IBUNYA )
Kalau Akram juga sama. Di usianya yang hampir 3 tahun. Kalau dimintai tolong saya, Abi, atau Dhia, selalu langsung dikerjakan.
Iya, saya memang tega nyuruh-nyuruh anak. Tapi, saya mending seperti ini dari pada memanjakan anak atau nggak pernah menyuruhnya.
Saya tahu sekarang kenapa ibu saya dulu sering banget nyuruh saya. Iya, demi kemandirian saya juga. Begitu pula yang ingin saya terapkan kepada anak. Karena saya sadar, saya nggak akan selamanya bersama-sama mereka.
Itu kalau kata saya mah.
Kalau manteman bagaimana? Menerapkan pola asuh yang sama seperti saya atau nggak tegaan sama anak sehingga apa-apa selalu melayaninya?
Setelah saya SMP, saya sudah mulai disuruh mencuci baju seragam sekolah, kaos kaki, dan sepatu sendiri. Sering disuruh untuk membersihkan rumah dan menyapu halaman dan membantu mencuci piring ( minimal piring bekas makan sendiri ) setelah makan. Seingat saya sih, kadang saya nurut terkadang juga saya menggerutu ngerjainnya, kadang malah membangkang nggak mau sama sekali.
Waktu sekolah SMA, ibu mulai nyuruh saya untuk ngiris-ngiris bawang di dapur, mbantuin ibu masak. Kalo udah gini, saya nangis karena bawang. hehehe
Tak jarang juga kena pisau.
Itu dulu. Saya rasa, perasaan anak-anak rata-rata begitu kalau disuruh sama orang tuanya.
Setelah saya merasakan yang namanya melahirkan, apapun permintaan, keinginan ibu dan bapak langsung saya kerjakan. Dari hal-hal kecil sampai hal besar. Kalau saat ibu meminta saya belum bisa mengabulkan, saya pasti bertekad suatu saat bisa mengabulkan permintaannya.
Tega Menyuruh
Saat ini, Dhia umurnya hampir 6 tahun. Sejak kecil, saya biasakan untuk meminta tolong kepadanya (bahasa halus dari menyuruh). Awalnya dari hal-hal kecil saja. seperti menyuruhnya mengambil mainannya.
"Dhia, tolong ambil boneka itu."
Nah, dari sini awal mulanya. Menggunakan kalimat perintah sederhana yang bisa dimengerti anak ( usia 1,5 tahun ).
Setelah itu bisa ditambah lagi tahapannya. Seperti menutup pintu, mengambilkan barang, menyimpan batrang ke tempatnya semula, dsb.
"Dhia, tolong tutup pintunya."
Dan tidak lupa, setiap kali menyuruhnya, tidak lepas dari kata TOLONG.
Jadi, saya mulai dengan hal sederhana saja. Sehingga sampai diusianya sekarang, Dhia sudah mandiri dan bisa disuruh-suruh. :)
( aaah, pake bahasa yang lebih lembut saja ya. BISA MEMBANTU IBUNYA )
Ngangkatin jemuran |
Iya, saya memang tega nyuruh-nyuruh anak. Tapi, saya mending seperti ini dari pada memanjakan anak atau nggak pernah menyuruhnya.
Saya tahu sekarang kenapa ibu saya dulu sering banget nyuruh saya. Iya, demi kemandirian saya juga. Begitu pula yang ingin saya terapkan kepada anak. Karena saya sadar, saya nggak akan selamanya bersama-sama mereka.
Itu kalau kata saya mah.
Kalau manteman bagaimana? Menerapkan pola asuh yang sama seperti saya atau nggak tegaan sama anak sehingga apa-apa selalu melayaninya?
kalau yang nyuruh2 ibu saya mungkin gapapa ya. tapi kalau yang nyuruh2 itu orang lain dan rutin tiap hari itu yang bikin saya kesal banget.
ReplyDeleteItulah dilemaku sekarang, suka nggak tegaan nyuruh anak2 krn sudah capek sekolah tp dalam hati nguatin ini utk kebaikan mereka juga biar ikut bertanggung jawab dg isi rumah.
ReplyDeleteBetul mak, nyuruh anak memang untuk kemandirian. Tapi ya gitu, kadang eh seringnya, aku gak tegaan kalo nyuruh anak...
ReplyDeleteAku sering yang dimintai. Anak bungsu Mbak. Jadi semacam "keharusan". Hahaha.
ReplyDeleteTapi memang harus dibiasakan sih Mbak. Untuk perkembangan mereka juga kan.
kalau menyuruh untuk kebaikannya kayaknya gak apa-apa, Mak. Sekarang mungkin kelihatan tega. Tpai, kedepannya anak akan merasakan manfaatnya
ReplyDeleteBetul Mbak, itung2 latihan supaya bisa mandiri dan paham soal pekerjaan rumah dari kecil. Kalo dibiasakan membantu ortu dr kecil in shaa Allah kalo udah besar ga canggung mengerjakan pekerjaan2 itu. Dampak positifnya baru terasa saat sdh besar nanti.
ReplyDeleteEniwei, sy suka gaya Mbak Uwin dlm hal 'menyuruh' anak; nyuruh tp ga nyuruh a.k.a minta tlg. Jadi anak jg belajar ttg tolong menolong di keuarga ya Mbak ^_^
Hihii,,,, iya mak latihan biar mandiri,..tapi kitanya harus sabar karena kadang harus sampai berkali-kali baru dikerjakan ^_^
ReplyDelete