*Judulnya khas emak-emak banget ya? hehehe*
ayam boilr |
"Ayam goreeeeng.....! Saya suke..saya suke." teriak Dhia dan Akram menirukan Upin-Ipin. :D
Ayam itu bahan makanan yang gampang diolah. Mau itu digoreng, diopor, dibikin ayam krispy, dimasak ayam kecap, atau dibalado, semuanya deh pokokmen sukak.
Ayam itu bahan makanan yang gampang diolah. Mau itu digoreng, diopor, dibikin ayam krispy, dimasak ayam kecap, atau dibalado, semuanya deh pokokmen sukak.
Selain karena enak, juga saya gampil banget masaknya. Jadi tiap kali saya ke pasar tradisional maupun ke pasar swalayan pasti nyari daging ayam, paling enggak seminggu sekali (kalau lagi banyak duit ). Soalnya sekarang harga ayam lagi melonjak-lonjak naik. (*molaaii curhat*) hahaha
Kalau pas lebaran, pasti lebih banyak nih yang beli. Makanya jadi ada segelitir pedagang yang curang dengan mengelabuhi pembeli. Segala macam cara mereka pake dari menambahkan formalin agar ayam awet sampai melumuri dengan darah segar, agar daging ayam terlihat (masih) segar.
Sebagai pembeli, kita juga harus cerdas dong, harus bisa membedakan mana ayam yang masih benar-benar segar dan mana yang enggak.
Ini cara saya membedakan dan memilih daging ayam segar
1. Dari penampakan luar, kalau dilihat sekilas, warna kulit putih pucat (tapi nggak putih banget). Bukan orange atau kemerahan.
2. Kemudian periksa dengan membolak-balik si ayam.
Jika ada warna kebiru-biruan di sana-sini, itu artinya ayam sudah nggak segar. Banyak darah bekunya, biasanya di bagian paha, sayap dan ceker ada biru-biru gitu di bawah kulitnya.
3. Dagingnya berwarna putih bukan merah.
Jika daging berwarna merah, tandanya sudah tidak segar.
4. Terkadang masih ada darah segar yang mengalir.
Darah ini akan hilang jika dicuci. Sedangkan yang udah nggak segar, darahnya menempel di kulit atau di dalam daging, nggak hilang kalau dicuci.
5. Bau-in. Dekatkan sedikit hidung ke daging ayamnya.
Baunya masih segar daging, kalau yang udah lama baunya udah berubah. Aah, ini butuh keahlian khusus, hehehe.
Kalau yang baru pertama kali beli ayam, kemungkinan milihnya ya yang gemuk atau lebih besar. Padahal besar nggak menjamin dagingnya banyak. Lebih besar bisa jadi karena banyak gajih/lemak nya.
Perhatikan kalau perlu pegang kulitnya apakah kulitnya tebal atau nggak.
Kalau tebal, gajihnya dibawah jaringan kulit akan sangat banyak.
Ingat gajih/ lemak nggak bagus buat tubuh. *lirik gajih di perut :( *
Kelebihan membeli ayam di Supermarket dari pada di Pasar Tradisional
1. Sering ada discon gede-gedean.
Penting!
2. Harganya lebih murah dari pasar tradisional.
Penting juga! :D
Kemarin sebelum punggahan Ramadhan, saya ke pasar tradisional dulu (Pasar Antri Baru dan Pasar Atas kalo di Cimahi)
Harganya mencapai 32.500
Sedangkan di Yogya Swalayan, harga 33.000 discon menjadi 24.650.
Kalau di Cimahi yang sering discon setau saya mah di Superindo Cibabat sama Yogya swalayan.. (Belinya kalo pas lagi discon doang, ya buk? ) hohoho
3,Tempat lebih bersih
Khususnya di pasar tradisional daerah Cimahi, sih. Mungkin kalau pasar tradisional lebih bersih, saya mau belanja ayam dan daging-dagingan di sana.
4. Kebersihan ayam juga bagus.
Saya suka membanding-bandingkan. Kalau di swalayan ayamnya bener-bener bersih, kalau di pasar tradisional seringnya masih banyak bulu-bulu halusnya yang masih nempel.
Hmm, ini bukan berarti saya anti pasar tradisional, justru saya menyarankan belanja di pasar tradisional agar perputaran uang nggak di satu pemilik. Dengan belanja di pasar tradisional juga membantu para pedagang. Kalau belanja selain ayam (sayuran misalnya) saya tetap di pasar tradisional, kok.
Ok fix, mari belanja ayam. Dan tetap jadi konsumen cerdas.
Ingat gajih/ lemak nggak bagus buat tubuh. *lirik gajih di perut :( *
Kelebihan membeli ayam di Supermarket dari pada di Pasar Tradisional
1. Sering ada discon gede-gedean.
Penting!
2. Harganya lebih murah dari pasar tradisional.
Penting juga! :D
Kemarin sebelum punggahan Ramadhan, saya ke pasar tradisional dulu (Pasar Antri Baru dan Pasar Atas kalo di Cimahi)
Harganya mencapai 32.500
Sedangkan di Yogya Swalayan, harga 33.000 discon menjadi 24.650.
Kalau di Cimahi yang sering discon setau saya mah di Superindo Cibabat sama Yogya swalayan.. (Belinya kalo pas lagi discon doang, ya buk? ) hohoho
3,Tempat lebih bersih
Khususnya di pasar tradisional daerah Cimahi, sih. Mungkin kalau pasar tradisional lebih bersih, saya mau belanja ayam dan daging-dagingan di sana.
4. Kebersihan ayam juga bagus.
Saya suka membanding-bandingkan. Kalau di swalayan ayamnya bener-bener bersih, kalau di pasar tradisional seringnya masih banyak bulu-bulu halusnya yang masih nempel.
Hmm, ini bukan berarti saya anti pasar tradisional, justru saya menyarankan belanja di pasar tradisional agar perputaran uang nggak di satu pemilik. Dengan belanja di pasar tradisional juga membantu para pedagang. Kalau belanja selain ayam (sayuran misalnya) saya tetap di pasar tradisional, kok.
Ok fix, mari belanja ayam. Dan tetap jadi konsumen cerdas.
jadi tahu nih mak klo beli ayam di supermarket lebh murah ketimbang di pasar tradisional..soale aku seringnya ke pasar tradisional yang berbecek2 ria he3
ReplyDeleteTapi memang supermarket-supermarket tertentu
DeleteSama Mak..saya lebih suka beli di supermarket. Bukan apa-apa, suka males kalo harus tawar-tawaran harga. Dilema, antara rasa pingin irit sama kasian sama pedagangnya..hi..hi..
ReplyDeleteIni berlaku buat saya yang menganut paham irit, :D
DeleteKl sy jarang beli ayam mak, paling sebulan sekali. Sukanya ikan hehehe.
ReplyDeleteSama, Mak. Saya juga beli kalau pas lagi discon gede doang. :D
DeleteWah makasih tipsnya. Ini dilema bgt sejak pindah Jawa. Di Sumatra kami biasa beli hidup di warung2 sayur, setelah itu baru dibersihkan bulunya & dipotong sesuai permintaan, bisa tanpa kulit juga lo. Di Jawa mayoritas sdh mati, di pasar besar sekalipun. Anehnya kok tetap segar dr pagi smp siang di pasar? Pdhl di Sumatra itu habis beli ayam harus langsung pulang dimasak atau masuk kulkas krn lebih dr 2 jam sdh nggak segar. Jangan2 di Jawa pakai pengawet? Aku nggak pernah masak ayam selama di Jawa. Kalau pengin beli yg sdh matang di resto spy nggak perlu lihat mentahnya. Maaf tsurhat panjang :)
ReplyDeleteWah, waktu beli masih hidup? ckckck
DeleteIya ya, eh tapi, kalau ayam2an gitu biasanya di pasar tradisional tukang ayam agak siangan dikit juga udah tutup. Mereka cuman jual di dini hari sampai subuh atau sampai sekitar jam 9. *tukang sobo pasar Cimahi* Gak tahu kalau di daerah lain.
Aku jarang beli ayam di supermarket. Maklum orang desa, jauh ke supermarket. Hehehehe....
ReplyDeleteBtw, Mak Uwien, aku udah follow blognya, folbek blog www.niaharyanto.com dong. Hehehe... fakir follower nih :)
mau follow dari dulu, tapi kenapa selalu error ya, Mak? hiks :(
Deletemak, aku udah follback yaa :))
ReplyDeleteMakasih tipsnya, Teh Uwien ^^
ReplyDeleteanak2 saya juga suka sama goreng ayam, apalagi ayam goreng tepung :)
ReplyDeletewah tips nya bermanfaat ini.. makasih mak.. sudah follow yaa.. ditunggu fobacknya.. *_*
ReplyDeleteGak epernah pilih-pilih ayam. Langsung beli di langganan. Hehehe.
ReplyDeleteBtw udah foloow, ya? Ditunggu follbacknya.
kalau untuk ayam dan daging, saya seringnya beli di supetmarket. Apalagi daging, selalu di supermarket. Tapi kalau sayur dan ikan baru deh ke pasar :D
ReplyDeleteSaya beli ayam selalu dipasar tradisional mba...mudah2an bukan tiren ya...bentuknya sama smw sih hahaha...
ReplyDeleteKalau Mama belinya pasti di pasar tradisional, kadang beli yang hidup terus dipotong di rumah :D
ReplyDeleteMakasih tips ya, Mbak. Aku baru tau juga ini. :)
ReplyDelete