Ini pertama kali saya ngajak anak-anak ke dokter gigi. Kebanyakan dari kita kalau ke dokter gigi kan kalau sudah sakit banget, kalau enggak biasanya males-malesan. Atau takut biaya tambal gigi yang mahal. (ini sih saya, hehe)
Selain males, juga karena malu sebab giginya bolong di sana sini. Padahal tujuan ke dokter (seharusnya) adalah memperbaiki gigi itu sendiri, kan. Dan juga memeriksa adakah gigi yang mulai rusak.
Sebenernya, Dhia udah dari beberapa bulan yang lalu ngotot minta dianter ke dokter gigi, tapi salahnya saya nggak juga nurutin permintaannya. Padahaaal periksa gigi itu kan minimal 6 bulan sekali. Padahal lagi, waktu itu giginya udah bolong loh gerahamnya. Doooh *tepok jidat*
Baru kemaren pas Dhia udah bener-bener sakit gigi, hati nurani saya tergerak buat membawanya. (hadeeeuuh, *dibanjur capucino cincau*)
Seminggu kemudian.....
Dateng lagi ke Puskesmas untuk kontrol.
Dateng jam setengah sepuluh, waaa banyak banget pasiennya. Tapi yang ngantri di Poli Gigi sedikitan. Setelah 2 pasien baru Dhia dan Akram diperiksa.
Gak banyak cingcong penambalan gigi berjalan dengan sempurrnaaa. Tambalan sementara dibuang dulu, dibersihkan , baru kemudian ditambal dengan tambalan permanen. Ditambah lagi menambal satu gigi geraham atas yang nggak sakit.
Sedangkan Akram, kontrol kali ini menambal satu gigi geraham satu lagi yang sebelah kiri.
Biaya yang dikeluarkan untuk tambal 3 gigi Dhia dan 1 gigi Akram Rp 50.000 (Jadi satu gigi 12.500 rupiah.) ditambah biaya pendaftaran Rp 10.000 untuk 2 orang..
FYI. Kalau mau tambalan yang lebih(mahal) bagus lagi, bisa ke dokter gigi. Satu gigi biasanya 100.000 untuk tambalan biasa (sama aja kayak tambal biasa di Puskesmas), dan 150.000 untuk tambalan laser. Sedangkan cabut gigi, kalau di klinik 150-250 ribu per gigi.
Jadi untuk emak-emak yang menganut paham "Emak Irits" kayak saya, jadi mending ke Puskesmas aja, dech. hehehe
. Kesimpulan: Dokter gigi itu telaten banget. Cocok dijadiin mantu. :))) #Apaseeeh! hahaha
Biaya tambal gigi bisa berbeda-beda tergantung tempat.
Selain males, juga karena malu sebab giginya bolong di sana sini. Padahal tujuan ke dokter (seharusnya) adalah memperbaiki gigi itu sendiri, kan. Dan juga memeriksa adakah gigi yang mulai rusak.
Sebenernya, Dhia udah dari beberapa bulan yang lalu ngotot minta dianter ke dokter gigi, tapi salahnya saya nggak juga nurutin permintaannya. Padahaaal periksa gigi itu kan minimal 6 bulan sekali. Padahal lagi, waktu itu giginya udah bolong loh gerahamnya. Doooh *tepok jidat*
Baru kemaren pas Dhia udah bener-bener sakit gigi, hati nurani saya tergerak buat membawanya. (hadeeeuuh, *dibanjur capucino cincau*)
Diperiksa giginya |
Jam 9 kami berangkat ke Puskesmas. (apa??puskesmas??)
Iya, Puskesmas aja yang deket dan murah. Sebelum mendaftar saya tanyakan dulu ada dokter giginya atau nggak. Sebenernya punya kenalan dokter gigi dr. Yanti yang praktek di RS Mitra Kasih Cimahi. Tapi kalau di RS pasti biayanya berlipat dibanding di Puskesmas. Karena mereka belum saya daftarin BPJS, jadi untuk berobat masih bayar. huhuhu
(yaelaaah ceu' ! Demi anak, kok yaa perhitungan banget! )
Mungkin seperti itu ya, para pembaca yang budiman berkata dalam hati, hahaha
Baik, lanjut ceritanya dulu.
Karena belum pernah periksa di Puskesmas yang ini, jadi saya ngisi data anak-anak dulu. Kata ibu yang jaga pendaftaran, bilang gini : "Waah, kok bisa tanggalnya berdekatan gini? Cuman beda sehari. Dhia lahir 2 Juni, Akram lahir 3 Juni." Si gue nyengir doang
Setelah itu, bayar 6000 per anak untuk biaya pendaftaran dan kartunya. Karena 2 anak jadi bayarnya 12.000. heuheu
Waktu itu Puskesmas kosong nggak banyak pasien (karena sudah siang mungkin) jadi Dhia langsung masuk ruang Poli Gigi.
Disana bertemu dengan dokter gigi yang masih muda dan cantik banget. ( pasti pada nanya siapa namanya :p )
Dhia sangat kooperatif saat diperiksa.
Kata Bu Dokter, "Nggak boleh sering-sering makan permen, cokelat, dan eskrim, ya Dhia." (padahal ini kesukaan Dhia *puk-puk Dhia*)).
Dokter kalau meriksa anak-anak, gaya ngomongnya juga sangat bersahabat dengan anak-anak, ya. Sehingga anak-anak juga nyaman :))
Setelah diperiksa, ternyata gigi gerahamnya sudah lubang agak gede pantesan sakit. Gigi geraham bawahnya yang sakit dibersihkan dulu. Karena ada keluhan sakit jadi nggak langsung ditambal permanen ,tapi tambal sementara dulu. Minggu depan kontrol lagi untuk ditambal permanen.
Kenapa nggak dicabut?
Karena Dhia kan masih 6 tahun, sementara gigi geraham dewasa tumbuh di usia 12-15 tahun. Masih lama. Kalau dicabut nanti rahangnya bisa bergeser, karena gigi yang masih ada akan mendesak daerah kosong (gigi yang dicabut). Jadinya belom boleh dicabut. Gitu kata Dokternya. Kecuali jika gigi dewasa sudah mendesak pengen tumbuh.
Membersihkan 2 gigi dan tambal sementara ditarif 20.000 rupiah.
Biar sekalian, Akram juga ikut saya periksakan giginya -walaupun nggak sakit. Umur 3 tahun memang masih kurang kooperatif. Mangapnya sih bagus, tapi lidahnya gak bisa diem, hahaha
Setelah diperiksa, Akram juga ada gigi yang bolong kiri dan kanan.
Langsung deh ditambal gigi yg sebelah kanan karena nggak ada keluhan sakit.
Akram tambal satu gigi biayanya Rp 12.500.
Akram lagi diperiksa gigi. |
Dateng lagi ke Puskesmas untuk kontrol.
Dateng jam setengah sepuluh, waaa banyak banget pasiennya. Tapi yang ngantri di Poli Gigi sedikitan. Setelah 2 pasien baru Dhia dan Akram diperiksa.
Gak banyak cingcong penambalan gigi berjalan dengan sempurrnaaa. Tambalan sementara dibuang dulu, dibersihkan , baru kemudian ditambal dengan tambalan permanen. Ditambah lagi menambal satu gigi geraham atas yang nggak sakit.
Sedangkan Akram, kontrol kali ini menambal satu gigi geraham satu lagi yang sebelah kiri.
Biaya yang dikeluarkan untuk tambal 3 gigi Dhia dan 1 gigi Akram Rp 50.000 (Jadi satu gigi 12.500 rupiah.) ditambah biaya pendaftaran Rp 10.000 untuk 2 orang..
FYI. Kalau mau tambalan yang lebih
Jadi untuk emak-emak yang menganut paham "Emak Irits" kayak saya, jadi mending ke Puskesmas aja, dech. hehehe
Kontrol lagi. Dokter gigi itu telaten banget, ya. |
Biaya tambal gigi bisa berbeda-beda tergantung tempat.
Hihihi.. Jadi inget aku belom scaling nih, Mbak.. :D
ReplyDeleteNah, ayo buru. Mumpung belum lebaran. haha
DeleteAku kemarin di puskesmas tapi cabut gigi sih ya, 50ribu, antrinya panjaaang sekaliii. Tapi kalo di klinik kan mahal ya bisa 100 lebih. habis itu kangsung bikin BPJS, biar ngga usah bayar2 lagi hihihi
ReplyDeleteNah itu, kalo punya BPJS gak bayar. Sayang aku belum bikin.
DeleteMuraaahhhhh.....
ReplyDeleteEnak kalo puskesnya udah bagus & fasilitasnya lengkap.lah di sini adanya tambal gigi yg warnanya item. Alat scallingnya juga blm ada T.T
Ouuwwhh.... iya di sini fasilitasnya sudah bagus. Tambal giginya yg putih persis warna giginya.
DeleteKalo aku jaman mahasiswa tinggal ke fakultas tetangga, Kedokteran Gigi. Pasti disambut dengan gembira karena jadi bahan praktek wkwkkwkwkkw dan gratis
ReplyDeleteWah senengnyaaaa. hahaha :D
Deletehaha salutt.. aku dong sampe emak2 gini ga mau ke dokter gigi.. hihihii..
ReplyDeleteiye murmer banget tuh ya di puskesmas :p kalo disuruh milih aku juga dong pengen irit di puskesmas aja hahaa
ayoo, ke dokter gigi mbak. :) Saya juga belum pernah.
Deleteanakku blm prnh aku bawa ke dokter gigi nih... umurnya emg baru 3 thn, makanya aku rada kuatir dia susah diajak kerja sama ntr ;D... alhamdulillah blm prnh sakit gigi sih, tp kali aja ya ada lubang
ReplyDeleteIya kalo baru 3 tahun emang masih susah. :) Tapi gak ada salahnya periksa.
DeleteDi tmpatku kalok yg permanen, 30.000..sblm permanen 7000..
ReplyDeleteKalok di dokter, permanen, 60000...
*emak2 bgd..:)
Nggak beda jauh.
Deletewaahh murah ya kalo ke puskesmas, selama ini saya alhamdulillah belum ada gigi bolong. kalo ke dokter gigi paling bersihin karang aja, itu aja 300rebu tiap visit tapi alhamdulillah waktu itu pake asuransi dari kantor hihi
ReplyDeleteEnak dong ya kalo pake asuransi kantor. :)
Deletekalau aku kadang pilih puskesmas untuk yang masalah ringan, tapi terakhir kali ke dokter gigi karena gigi dewasaku yang di belakang nyundul - nyundul gitu dan bikin ngilu karena kena sarafnya, jadi ya ke dokter gigi karena udah masuk ke saraf. Haduuuuh, sakitnya bukan main, tapi tertutupi oleh dokter yang ganteng XD
ReplyDeleteah dokter ganteeeng ^^
Deletekebetulan belom pernah bawa anak ke dokter gigi tapi tulisannya bisa jadi bahan referensi neh mak ;)
ReplyDeleteOke sip
DeleteWaaah iya ya, selisihnya banyak banget. Sementara ini sih sekeluarga masih diganti dr kantor suami.
ReplyDeleteKalo diganti mending milih dokter yang bagus dong mbak. :D
Deletewaaah mau ah k puskesmas tp bikin jantungan gak yaa ? gigi oh gigi suka bikin stres k dokternya xixixi... mdh2n ada dr ganteng yah hahaha...
ReplyDelete(((Dokter ganteng))) :D
DeletePengalaman cabut gigi paling gak enak pas kerja mbak. Hehehe. Tiga jam darah gak berhenti. Dokternya sampai gak bs diam pas mainin tang nyabut gigi saya. Hehehe
ReplyDeleteYa ampun, 3 jaaaam??!! x_x
DeleteItu puskesmas cigugur tengah ya ?
ReplyDeletePuskesmas Citeureup yang deket perempatan Kolmas
DeleteWiiiih terjangkau ini. Share link ya teh, kebetulan suami mau tambal gigi
ReplyDeleteJadi #EmakIrit mah harus hehhee
Siiip, Teh.
Deletewaaahhh coba dokternya ganteng yaaa. mo dsambangin tuh mak, biar gratiiiisss xixixi...
ReplyDeletebonus cuci mata ya, Buuuuk :)
DeleteWah, bagus ya puskesmasnya lengkap. Klo gitu memang jadi enak dan nyampan memanfaatkan fasilitas kesehatan pemerintah. Semoga tambalan gigi anak-anaknya kuat dan ga sakit lagi giginya ya, mba.
ReplyDeleteSalam hangat,
Zia
Hai teh Zia, ahamdulillah sampai sekarang masih bagus nih tambalannya
DeleteHmmm.. Kmrn tambalan gigi yg 13 tahun akhirnya lepas juga.. Jadilah nambal lagi di klinik BpJS.. Ditawarin am dktrnya tambal pke sinal(laser) tp ga termasuk tanggungan BPJS jd byr 150 rb, proses lumayan lama, 1 jam lebih.. 3 bulan kemudian tambalannya lepas,whaaattt,umurnya cuma 3 bulan? Udh bayar mahal cepat lepas,padahal sya y mkn yg keras keras. Kynya tambalan jadul yg warnanya abu tu emg lebih yahud y dr pd yg laser..
ReplyDeleteApa setelah ditambal langsung makan sehingga tambalan cepat lepas?
DeleteDokter selalu bilang setelah tambal gigi, kapas tetap digigit sampai 10 menit lalu gak boleh makan selama 1 jam. cmiww
Tapi, masak iya laser yang harganya mahal malah enggak awet.
Menarik banget mbak baca tulisan mbak, keren juga komentar2 dr semuanya. Anak sy umurnya 3 thn 2 bln, st udah ajarin sikat gigi dr umur 1 thn tp tiap dia sakit dia gak sikat gigi soalnya ga bisa diganggu, sy jg tega sikat giginya klau sdg sakit panas misalnya. Kemarin sy periksa sendiri giginya, ada 2 lubang kecil di 2 gigi kanan bawah bagian dlm belakang skl. Lubangnya msh kcl sihh tp agak hitam warnanya, sy khawatir nanti dia skt gigi sdg dia blm bisa diatur. Takutnya kalau ke dokter gigi, dia ga mau diperiksa, malah nangis2. Gmn ya mbak, gmn pengalaman mbak klu ke dokter gigi?soal sy g pernah skt gigi jd g pernah ke dokter. Atau ada ga ya obat atw semacamnya untuk gigi anak2 yg umurnya dibawah 5 thn. Sy cuman mau antisipasi. Trims mbak
ReplyDeleteKalau sehari-hari anak gak ditakut2in sama kata dokter (misalnya: ayo kalo gak mau makan nanti dibawa ke dokter biar disuntik) kemungkinan enggak akan nangis2, mbak. Kalau saya sebelum berangkat nanya dulu ke anaknya : "Dek, giginya diperiksa ya ke dokter gigi." Kalau anak ada pertanyaan lain , misal mau diapain sama Dokter, jawab pertanyaan2nya dengan simple, misal : mau dilihat aja sama dokter, gigi Adek ada yang sakit apa enggak.
DeleteDokternya baik lho.. dll
Tujuannya agar anak siap2 dari rumah (nyiapin perasaannya gitu lah ) :)
Kalau umur 3 tahun seperti anak saya memang kurang bisa kooperatif, lidahnya masih kesana kesini.
Oiya, gigi yg ada hitam-hitamnya kalau dibiarkan akan jadi lubang. Sakit gigi itu kan krn lubangnya sudah mendekati syaraf, jafi kerasa sakit.
Emm, kalau obat2an sih nggak disarankan ya. Kalau ke dokter pun paling cuma dibersihkan dan dikasih obat.
Kalau mau obat sendiri dari apotek, pake Paracetamol aja, bisa untuk meredam rasa sakit. Tapi jangan sering-sering,ya. kasian anaknya kalau keseringan minum obat kimia. :)
BTW panjang banget komen saya. pecahin rekor. hahaha
Oiya, terima kasih ya Mbak Dwi sudah mampir dan baca tulisan saya.
Salam hangat dari Bandung :)
Rencana mau tambal gigi juga kata dokter nambal gigi depan ada 3 titik biaya kisaran 1jt++ emang tambalannya yang sewarna dengan gigi gak ditanggung BPJD. Kalau di Puskesmas gak tahu belum survey
ReplyDeleteaku suka postingan ini mbak...butuh banget
ReplyDeleteWah boleh nih ke Puskesmas buat periksaiin gigi anak. Belum pernah ngajak mereka ke dokter gigi :D :D
ReplyDelete#lalu dijewer Teh Uwien :p