main hujan-hujanan |
Main hujan-hujanan bagi seorang anak itu sebuah aktivitas yang sangat menyenangkan. Saya masih inget banget waktu saya masih kecil ( usia SD ). Main hujan-hujanan menjadi salah satu kegiatan favorit. Hal ini menjadi Joy Memory yang sampai sekarang masih tersimpan dalam otak saya. Saya masih ingat betul bagaimana tetesan-tetesan air hujan membasahi sekujur tubuh.
Sayangnya, dulu, ibu saya selalu memarahi saya ketika beliau tahu saya main hujan-hujanan. Pulang-pulang dalam keadaan basah kuyup. Walaupun selalu dimarahi habis hujan-hujanan, saya nggak kapok dan melakukannya lagi dan lagi.
Sekarang, saat saya sudah menjadi ibu, masa iya saya nggak mengijinkan mereka merasakan senangnya main hujan?
" Ibu yang konyol. Nanti anaknya sakit lhoh. Kasian anaknya, main hujan-hujanan kok dibiarin. Awas masuk angin. Nanti batuk pilek loh. "
Saat saya menemani anak saya main hujan, ada saja komentar tetangga seperti itu. Pun saat saya mengunggah fotonya si sosmed. Pasti ada lah orang tua yang mbatin dan nggak sepaham dengan saya. Dan saya menghargai itu. :)
Kalau saya dibilang saya ibu yang konyol, saya memang konyol, hihihi.... Terkadang apa yang saya lakukan dalam mengasuh anak memang tidak mainstream seperti orang tua lainnya. Ya salah satunya main hujan-hujanan ini. :)
Kalau dibilang kasihan anaknya, nanti sakit. Saya kembali lagi ke memori masa kecil saya dimana main hujan-hujanan itu sesuatu yang seru dan menyenangkan. Anak saya juga minta dengan sopan bahwa dia ingin main hujan-hujanan. Sekiranya saya tidak mengijinkan, mereka tidak lantas merengek atau menangis.
Gak takut anaknya sakit. Siapa sih orang tua yang mau anaknya sakit. Walaupun "cuma" masuk angin atau batuk pilek, saya yakin tak ada satu orang tuapun yang pengen anaknya sakit.
Main hujan-hujanan ini salah satu upaya agar anak saya "kebal" sama air hujan. Jadi saat nanti mereka kehujanan tidak lantas sakit.
Main hujan-hujanan juga ada prosedurnya. Ada S&K-nya.
Saya membolehkan anak-anak main hujan-hujanan dengan catatan :
- Anak-anak sedang dalam kondisi fit, tidak habis sakit.
Jangan sampai anak baru sembuh dari demam misalnya, diperbolehkan main hujan-hujanan.
- Hujan yang tidak disertai petir dan angin.
- Hujan lebat, bukan gerimis yang rintik-rintik.
Hujan lebat lebih asyik dari pada gerimis. Percaya nggak percaya, air hujan bisa menjadi terapi kesehatan buat tubuh (ini teori ngasal saya sih).
- Tidak terlalu lama. 10 - 15 menit cukup.
Jangan sampai jari anak mengeriput, dan bibirnya membiru.
- Tidak terlalu sering.
Apalagi yang tinggal di kawasan industri atau daerah yang tingkat polusi udaranya sangat tinggi. Karena hujan di kawasan ini merupakan hujan asam yang tidak bagus (bukan cuma untuk manusia) untuk kehidupan hayati.
Akram yang di musim penghujan tahun ini berusia 3 tahun lebih, main hujan-hujanannya juga masih bisa dihitung pake jari.
- Setelah selesai main hujan-hujanan, langsung mandiin anak. Guyur seluruh badan dengan air dingin atau air hangat kuku. Kalau pakai air hangat yang mendekati panas, nanti justru akan merasa dingin. Keramas dan sabunin sampai bersih.
- Setelah mandi, baluri seluruh tubuh anak dengan minyak kayu putih.
Pakaikan pakaian yang hangat. Minumkan minuman hangat. Kalau di kotak obat ada persediaan, berikan madu+air hangat. Kalau perlu minum tolak angin untuk anak.
Main hujan-hujanan itu nggak bikin sakit kok asal benar cara dan penanganannya. (((benar cara dan penanganannya)))
Salam dari Cimahi yang akhir-akhir ini kalau siang selalu hujan.
Halo Mba Uwien salam kenal, saya juga dari Cimahi hehehe.
ReplyDeleteKalau pulang kerja sore ujan maka anak saya pun mesti rela ujan2an di motor pas saya jemput menuju rumah hehehe..Alhamdulilah fit dan jangan sampe sakit hehehe jadi kalau saya si YES main ujan2an sekalian pulang soalnna :p
Waaa, ada tetangga. Salam kenal teh Herva.
DeleteSejauh ini kalau sengaja main hujan-hujanan belum, tapi kehujanan pernah dan main air juga pernah... heheh
ReplyDeleteAnak aku baru 17 bulan...
Dan saya IYES saja kalau anak main air, enggak takut masuk angin, itu kan emang masuk stimulasi anak seusia anak saya...
Hheheheh
Lanjutkan. :D
DeleteAnak kecil selalu suka hujan. Jd inget sekian puluh taun lalu. Huhu
ReplyDeletesekian puluh tahun, qiqi
DeleteTos Mbak, ��, kita ibu yang konyol hahaha
ReplyDeleteSaya juga gak keberatan kalo anak-anak mau hujan-hujanan. Tapi seperti mbak juga, ada syaratnya. Gak ada petir, anak lagi sehat, tidak lama mainnya dan langsung diguyur seluruh badannya ketika sudah selesai.
Biarkan mereka menikmati masa kecilnya, ya Mbak ��
kalau udah gede malu mau hujan-hujanan
DeleteLah cileunyi mah ujannya pasti sore atau malem xD
ReplyDeleteWah mbak Wien ortu inovatif, patut dicontoh! *belum jadi ibu*
Oiya, kayaknya perlu ditambahin nih Fir. Waktunya, jam berapa-berapanya. Masak iya malem2 mau hujan2-an. Thanks yaaa :)
DeleteSaya belum pernah kasi izin neng Marwah buat ujan2an hehe :D, tapi sepertinya seru ya kalau dia ujan2an kayak akram gitu hehe, happy sepertinya
ReplyDeletedulu pas jaman SD sering, kalo ada gluduk langsungpada kabur :D
ReplyDeletesaya mah wkt kecil ga suka ujan2an, sukanya main drama2 an di bawah pancuran kamar mandi hihihi...
ReplyDeleteklo jav emang suka bgt main ujan2an :D
Bersyukurlah anak2 yg masih diijinkan hujan2an karena itu asik banget :)
ReplyDeleteTenang Mba, mba ga sendiri....aku juga suka mengijinkan anakku main hujan, dgn catatan kondisinya sedang fit. Tos dulu ahhh....
ReplyDeleteS dan K nya sama mba. Anak-anakku ku iyesin kalau mau hujan-hujanan asal terpenuhi syarat nya.
ReplyDeleteBlognya bagus artikelnya keren mbak Uwien... ini kunjungan balik saya salam kenal ya..
ReplyDelete