Assalaamu'alaikum...
Hidup di era digital saat ini merupakan satu tantangan besar bagi kita orang tua. Khususnya saya yang saat ini masih mempunyai anak balita. Dimana-mana sekarang anak balita sudah pandai mengoperasikan gadget. Sepertinya sudah menjadi kebutuhan ya, apalagi di lingkungan dan teman sepermainan mereka yang rata-rata dibekali gadget oleh orang tuanya. Mau gak mau kami juga mengenalkan gadget dari anak usia 2 tahun. Bukan ikut-ikutan sih, melainkan karena kami sebagai orang tuanya sadar betul bahwa "memang sudah zamannya".
pict source : Melati bangsa Official Web |
Saya baru saja ikut seminar bunda Elly Risman tentang 7 pilar pengasuhan. Beliau memaparkan bagaimana internet bisa merusak generasi muda kita. Saya miris sekali dengan kejadian-kejadian yang luar biasa membuat saya banyak-banyak Istighfar. Bagaimana trend-trend anak muda saat ini aneh-aneh kelakuannya. Astaghfirullah...
Banyak sekali muncul "chalange-challange gila" yang sama sekali sulit dipercaya. Tapi itu memang ada. Rasanya tidak perlu saya share di ruang publik karena justru akan memicu orang penasaran.
Lalu, bagaimana saya menyiapkan anak-anak kami untuk menjadi generasi 4G, menyambut kebebasan berinternet?
Membatasi
Saya sebagai ibunya mempunyai kontrol penuh terhadap anak-anak saya. Saya sebagai Baby Sitternya Allah, harus benar-benar mendidik mereka dengan benar. Membatasi anak-anak menggunakan gadget dan terutama internet adalah salah satunya. Setiap hari, maksimal anak menggunakan gadget (baik itu untuk nonton atau main games) selama 2 jam. Nggak boleh lebih. Jadi dalam satu pekan tidak akan lebih dari 14 jam.
Tidak Memfasilitasi
Saya di rumah tidak menggunakan TV berlangganan yang notabene dapat mengakses channel-channel yang yaaa Anda pasti tahu sendiri. TV berlangganan secara bebas menayangkan tayangan dewasa sepanjang hari. Bahaya kan kalau diakses sama anak-anak. Bahkan sekarang, konten dewasa juga sudah merambah Disney yang biasanya diakses oleh anak-anak.
Tidak menyediakan wifi di rumah.
Wifi untuk gadget mereka tidak saya fasilitasi penuh. Jika mereka ingin menonton Youtube dari laptop pribadi mereka, saya memastikan mereka tidak sembunyi-sembunyi menontonnya.
Tidak memberi mereka handphone.
Anak sulung saya saat ini berusia hampir 8 tahun. Saya belum memberinya ponsel pintar secara penuh walaupun teman-temannya ada yang sudah diberi ponsel. Saya hanya memberi izin mereka menggunakan smartphone milik saya yang saya pasang aplikasi khusus agar mereka hanya bisa mengakses tertentu saja di HP.
Menggunakan Internet untuk Belajar
Saya yang masa kecil tumbuh di era 90-an. Agak kaget juga dengan pelajaran anak kelas satu SD saat ini. Dimana mata pelajarannya seperti saat saya kelas 4 SD jaman dulu. Untuk mengulang pelajaran dari sekolah, kami browsing menggunakan jaringan internet yang sudah 100% 4G. Saya dan anak sama-sama belajar dengan mencarinya di internet. Smartfren dengan jaringan yang sudah 100% 4G sangat membantu kami dalam belajar.
Dengan kapasitas saya yang hanya ibu rumah tangga biasa. Mencerdaskan bangsa dimulai dari rumah, dimulai dari anak sendiri, dimulai dari hal yang terdekat yaitu ANAK SAYA.
Orang-orang bolehlah mencerdaskan bangsa dengan mengadakan berbagai kegiatan sosial yang sangat bermanfaat. Tapi saya, dimulai dari rumah adalah terpenting. Karena jika satu ibu saja bertindak untuk membimbing, memperhatikan anak dengan baik dalam menggunakan internet, jika seribu ibu melakukan hal yang sama maka kita bisa bayangkan yang akan terjadi.
***
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog on the spot Community Gathering Generasi 4G Smartfren.
0 komentar:
Post a Comment
Hai, terima kasih sudah membaca dan berkomentar. :)
Mohon maaf komentar dimoderasi karena banyak spam yang masuk.