Oke fix saya lebay!!
Sebetulnya bulan ini adalah titik tergendut dalam hidup saya. Biar dramatis judulnya aja diganti seperti di atas. Gendut = berat, kan? *kemudian ditoyor pake kamus KBBI*
Saya akui, bahwa tahun ini, adalah titik tergendut sepanjang hidup saya yang hampir 30 tahun. Berat badan normal saya dulu (waktu sekolah) adalah 48 kg. Sebelum menikah kisaran 50-52 kg. Waktu hamil anak pertama naik hanya 5 kg nggak kayak temen-temen lainnya yang mencapai 20 kg. Waktu halil yang kedua, kenaikan BB juga mentok sampai angka 60 kilo. Lhaaa sekarang kok mencapai 63,7 kg. Gimana ceritanya bisa kayak gini? Saya sendiri juga bingung. Kenaikan BB tiap bulan sangat signifikan. 1-2 kilo pasti naik macam orang lagi hamil je. Kalau hamil mah puguh ada alasan (gendut soalnya 'kan lagi hamil :p ) haa ini hamil juga enggak.
(Tapi saya berdoa bulan ini atau bulan depan bisa positif hamil. aamiin)
Pas lebaran 2016 kemarin berat saya 50 kg dari yang awalnya 52. Dietnya berhasil! Nggak makan tepung ( makanan yang terbuat dari tepung termasuk cake, roti, biskuit, dll), gak makan gorengan (bala-bala anget dan gehu anget noway), mengurangi yang manis-manis berhasil dengan mulus. Badan terasa enteng dan bugar. Malam tidur pulas, siang nggak ngantuk-an.
Pasca lebaran, tragedi pun terjadi, tiap bulan selalu mengalami peningkatan. Tahu sendiri lah ya.. Saat lebaran kan makanan enak berlimpah. Apalagi masakan Ibu saya yang enak banget, rata-rata tumis-tumisan dan mengandung banyak minyak nggak bisa saya tolak. Lalu kue-kue lebaran pun ikut menggoda untuk disantap. Nggak enak juga sama saudara yang sudah menyediakan teh manis dan minuman manis lainnnya, masa’ nggak diminum. Minum yang manis-manis pun nggak terkontrol. Setelah lebaran makannya wis mbuh segala disantap. Hmm hmm pantesaaan.
Berat badan yang melebihi normal alias nggak proporsional memang wajar terjadi pada wanita yang sudah pernah hamil dan melahirkan. Badan yang dulu langsing singset menjadi badan penimbun lemak di sana-sini. Sampai saya sering nyeletuk : gendut itu langsing yang tertunda; semua akan gendut pada waktunya; ah entahlah gendut ini adalah takdir; yang sabar gendut ini adalah ujian ; dan lain-lain. hahaha
Biarin gendut yang penting bahagia. #eaa
Disaat saya mengeluh karena terlalu gendut, ada banyak wanita malah ingin dirinya gendut. Karena sepanjang hidupnya belum pernah sekalipun gemuk/berisi. Sepanjang hidupnya tetap kurus walau makan sudah banyak. So, alasan mana lagi untuk nggak bersyuku? Udahlah, udah gendut mah bersyukur aja. Bahagia selalu. Nikmatin aja gendutnya, namun tetap berolahraga juga agar tetap bugar. Justru kalau stress mikirin BB mah akan naik terus karena dipicu oleh stress tadi.
Mending happy aja karena masih diberikan kenikmatan bisa makan apa saja yang kita inginkan. Rendang, semur jengkol, nasi putih anget, sambel goreng kentang, mie ayam gerobak biru yang sangat nikmat dengan saos gak jelasnya, gulai, kari, ikan asin + sambel yang dicocol pake lalapan timun & kemangi. Ah SURGAAA!
Payahnya...
Payahnya adalah baju-baju lucu yang dulu biasa dipakai untuk hangout sekarang sudah nggak ada yang muat lagi. Oh simbook… SOS
Bilangnya nggak punya baju, nyatanya satu lemari baju kita thok. Lemari pakaian penuh dengan baju yang gak kepakai. Mau dikasihkan ke saudara bisi nanti kurus lagi. Huaa sungguh dilema.
Pilihan bajunya sekarang sangat terbatas. Kalau dulu masih bisa pakai celana jeans, sekarang boro-boro. Dulu masih bisa pakai baju warna-warni, sekarang pilihan andalan adalah baju warna hitam. Kelebihan baju warna hitam itu bisa menyamarkan ukuran tubuh lhoh. Itulah mengapa saya seneng banget memakai baju warna hitam. Hampir tiap bepergian memakai baju warna hitam.
foto bulan ini. pake hitam&longgar gak keliatah perut buncit, >_< |
Pilihan baju untuk bepergian, kondangan , ke pertemuan ibu-ibu juga sekarang nggak banyak pilihan. Paling bawahan rok, kemeja/kaos ukuran XL. Atau yang paling nyaman saat ini setelah lipatan lemak di perut semakin tebal adalah baju gamis. Baju gamis longgar warna hitam. Okesip ini favorit saya banget. Baju gamis paling cocok memang dengan postur tubuh saya yang…..ah sudahlah.
Untuk model gamis itu sendiri, saya memilih yang A line dengan lebar bawahnya mencapai 2 meter. Alasannya dengan berpakaian gamis yang lebar lebih bebas bergerak, tidak gerah, semriwing sejuk karena baju lebar itu membuat sirkulasi udara lancar.
Trend pakaian muslimah tiap tahun mengalami peningkatan. Walaupun berpakaian tertutup nggak membatasi kita para muslimah untuk mengekspresikan diri melalui pakaian. tetap syar'i memakai gamis namun juga enggak sepet dipandang. Untuk membeli pakaian muslimah dengan bermacam model, warna, dan desain yang menarik, saya paling sering pilih-pilih di ZALORA. Ada banyak model baju gamis terbaru mulai dari brand lokal sampai karya desainer terkenal seperti Itang Yunasz.
Dengan badan melar seperti saya ini, saya pikir berpakaian yang nyaman adalah paling penting. Bagaimana denganmu, guys? Cerita dong di kolom komentar.
Salam Bahagia,
Uwien
Kalau beli gamis di Zalora jadi banyak pilihan ya mba :)
ReplyDeletetrend terbaru lagi ya
DeleteMempunyai badan yang sedikit gemuk gak masalah kok mba :)
ReplyDeleteini udah gemuk banget
DeleteYa ampun berat banget Teh judulnya, menurut aku Teteh ga gendut, cantiks malah^^ tapi kalo mau hamil aku doain ya semoga berhasil aamiin
ReplyDeletehihihi, judul dibuat selebay mungkin San.
Deletemakasih doanya ya
Masih gemukan aku ih teh wien :D dan aku mah belum nikah wkwkwkwk *tutupmuka. Semoga doanya dikabul positif hamil lagi aamiin. Zalora bikin ngiler ish gamisnya :D
ReplyDeleteaamiin
DeleteSebelum hamil Akmal = 45, Sebelum hamil Azril = 49. Sekarang udah enggak hamil BB 51. Duh sama aku juga naik terus BBnya. hiks.
ReplyDeleteNah makanya, aku juga heran wong ora hamil kok malah melebihi pas waktu hamil.
DeleteLhuuk...
ReplyDeleteTerakhirnya nyuruh pembaca buat beli baju yaa..?
*akumauakuamu
Memang si BB ini menggalau. Kadang turun, tapi tak konsisten..seringnya siiik nambah.
Aku pun bingung menghadapinya.
Nggaak. nggaak nyuruh ih :D cuma mau bilang kalau beli bajunya di Zalora. wkwk
Delete