Assalaamu'alaikum... setelah berbulan-bulan nggak update Jalan Bareng Bocah, kini akhirnya bisa nulis tentang piknik sama anak-anak (gak berani bilang traveling lha wong mainnya cuman di dalam kota, hihi).
Btw, buat yang baru mampir di blog saya ini, jalan bareng bocah itu mengutamakan tempat-tempat yang aman dan nyaman dikunjungi bersama anak-anak. Bukan hanya keinginan dan kesenangan orang tua, yang kami utamakan adalah kegembiraan anak-anak, etapi kami orang tuanya senang juga sih. Masih di tempat-tempat yang dekat sama rumah saja mainnya. Pertimbangan pada lama perjalanan yang bisa bikin capek badan, sama lebih ke manfaatnya (yang penting anak senang).
Saya dan Abudi selalu mendiskuikan terlebih dahulu kalau mau jalan kemana. Soalnya Dhia dan Akram sudah bisa memilih sih kemana mereka ingin pergi dan menolak ketika mereka merasa kurang sreg sama tempatnya. Biasanya sih nunjukin dulu foto-foto tempat yang mau kami kunjungi, nyari fotonya di inetlah, emang dari mana lagi. :)
Baca juga beberapa tempat yang telah kami kunjungi, siapa tahu bisa jadi ide untuk teman-teman piknik bersama keluarga terutama saat membawa anak kecil :
1. Dusun Bambu
2. Floating Market
3. Galeri Ciumbuleuit
4. Cingu Cafe
5. Camping di the Lodge Maribaya
atau bisa baca tulisan lainnya di label Jalan bareng Bocah.
Mengawali tahun 2018, dua bocah kami bawa ke kebun jeruk. Sebenarnya, foto-foto ini sudah lama sih, karena pertama kali ke Kebun Jeruk sudah berbulan-bulan yang lalu. Tapi karena anak-anak suka dan tempatnya masih di dalam kota Cimahi, kami jadi sering banget ke sini. Kalau misalnya lagi pengen makan jeruk, kami tinggal ke sini aja biar dapetin jeruk yang masih fresh from tangkal. (tangkal = pohon, Sundanese)
Awal mula tahu tempat ini karena diceritain sama tetangga kalau ada kebun jeruk yang luas dan buahnya banyak. Kita bisa petik sendiri dan mencicipi gratis selama masih di dalam kebun. Tertarik banget dong. Jadilah pas Abudi libur, kami kesana diantar oleh tetangga karena tempatnya enggak terdaftar di Google Map. :D
Nggak butuh waktu lama dari tempat tinggal kami saat ini. Sekitar 15 menitan sudah nyampe dengan kecepatan kendaraan santai. Jalannya menanjak kadang turun. Bisa dilewati mobil. Cuman, mobilnya nggak bisa sampai ke kebun jeruknya soalnya masuk gang, kalau motor sih masih bisa. Mobil bisa diparkir di pinggir jalan. Tapi harus pepetin banget agar tak menghalangi jalan. Lalu kita harus jalan sedikit menyusuri gang untuk sampai di kebun jeruk.
Begitu sampai di Kebun Jeruk, pohon murbei menyambut dengan buahnya yang ranum dan berwarna hitam. Kami beruntung saat itu, datang di hari Sabtu pagi jadi buah-buahan (selain jeruk) masih belum banyak yang dipetik oleh pengunjung. Dhia yang suka banget sama buah ini langsung berbinar dan memetiknya.
"Emang boleh, Teh?" tanya saya ke tetangga.
"Boleh."
Pas ke sana kali kedua waktu itu hari Minggu sore. Buah-buah selain jeruk seperti murbei, arbei, dll udah ludes dan tinggal yang masih mentah.
Di kebun mini ini, memang enggak cuma ada jeruk berbagai jenis. namun juga ada murbei, arbei, delima/pomegranate, markisa, pepino, dan masih banyak lagi tanaman lain. Waktu kami ke sini, markisa masih hijau dan belum ada yang masak. Yaaah, padahal aku suka banget nih.
Untuk masuk ke sini GRATIS. Kita hanya membayar sebanyak jeruk yang kita petik.
Saya tidak lupa kenalan dengan pemiliknya, kebetulan orangnya juga ramah banget dan senang becanda. Pak Sumirat namanya. Aktivitas sehari-hari lelaki berusia 60an itu bersama istrinya adalah mengurusi kebun jeruk seluas 400 tumbak atau 5.600 meter persegi. Beliau bertutur, dari pernghasilan kebun jeruk ini saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Berawal dari uang PHK, beliau belikan tanah tersebut. Lalu beliau tanami jeruk dan bermacam-macam buah lainnya. Waaah, masa pensiun yang sangat menyenangkan, bukan?
Pak Sumirat juga memelihara kambing, ayam, angsa, dll lho. Hewan piaraannya juga dijual sih kalau ada yang mau beli.
Oiya, kebun jeruk ini ada peraturannya lho. Peraturan dibuat agar kebun jeruk tetap terjaga dengan baik diantaranya tidak boleh sembarangan memetik buah misalnya petik yang kecil/hijau namun nggak dimakan/malah dibuang begitu saja di area kebun. Merusak tunas tanaman yang sedang tumbuh. Merusak batang dan ranting. Intinya adalah tindakan merusak tidak diperkenankan.
Saya melihat, pak Sumirat memang apik banget mengurus kebunnya. Sehingga pohon-pohon jeruknya nggak pernah berhenti berbuah, jadi tiap hari pun kita bisa lho petik buah di sini. Pengairan menggunakan pipa-pipa yang menyebar ke seluruh penjuru kebun.
Di sini kita juga bisa membeli bibit jeruk lho. Saya pun membeli satu bibit pohon jeruk Aparel harganya 35 ribu. Rencana mau ditanam di halaman rumah kami nanti.
Sebelum masuk ke kebun, kita akan diberi kantong kresek dan satu buah gunting untuk memetik. Sebaiknya kita bertanya dulu bagaimana memetik jeruk yang benar jika dirasa belum tahu. Anak-anak juga harus dikasih tahu kalau di sini nggak boleh merusak tanaman-tanamannya dan nggak boleh memetik dengan sembarangan karena bisa merusak pohonnya.
Beberapa kali ke kebun jeruk ini dua bocah merasa senang sekali. Malahan Akram selalu minta makan nasi karena ada tempat lesehan yang cocok untuk 'botram'. Iya sih emang asyik banget kalau membawa dari rumah menu Sunda seperti ikan asin, lalapan, dan sambal.
Di dalam kebun, kita boleh nyicipin gratis lho. Bebas mau makan semulesnya.
Yang kita bayar hanyalah yang kita petik saja. Harga per kilonya Rp 20.000 disamakan walaupun kita memetik jenis jeruk yang berbeda-beda. Nah kalau dirasa kurang, di sini dijual juga yang sudah dipetik. Harganya beda-beda tergantung jenis jeruknya. Lihat foto di atas.
Saya sendiri di dalam kebun bisa makan beberapa butir jeruk (masa sih? ;p), saya selalu pilih yang jenis jeruk Aparel. Buahnya kecil, keliatan buluk/tampilannya kurang menggoda tapi rasa buahnya manis banget, seger, dan buahnya mengkel. Makan 5 buah pun bisa habis kalau lagi lapar. lol
Buat teman-teman yang ingin piknik petik buah jeruk, alternatif jalan bisa lewat jalan Permana (kota Cimahi) Dari alun-alun Cimahi ke utara lewat jalan Kolonel Masturi(Kolmas) lalu di perempatan belok kanan ke jalan Encep Kartawiria, lalu nanti ada pertigaan ada gapura dan pangkalan ojeg belok kiri ke jalan Permana/STKIP Pasundan Cimahi. Lalu naik ke atas terus/ke arah utara sampai di jalan Babakan Muncang Kidul. Setelah sampai di Pesona Alam Residence masih ke arah utara dikit lagi. Dari situ sudah dekat tempatnya, tinggal nanya-nanya aja ke warga. Tempatnya sebelah kanan jalan.
Jalan-jalan ke sini adalah versi murcenya atau penggantinya wisata ke Mekarsari. Tapi tentu enggak bisa dibandingin karena di Mekarsari mah buahnya banyak jenis (dan mihil juga). Kalau di tempat teman-teman, adakah tempat wisata petik buah seperti ini?
Btw, buat yang baru mampir di blog saya ini, jalan bareng bocah itu mengutamakan tempat-tempat yang aman dan nyaman dikunjungi bersama anak-anak. Bukan hanya keinginan dan kesenangan orang tua, yang kami utamakan adalah kegembiraan anak-anak, etapi kami orang tuanya senang juga sih. Masih di tempat-tempat yang dekat sama rumah saja mainnya. Pertimbangan pada lama perjalanan yang bisa bikin capek badan, sama lebih ke manfaatnya (yang penting anak senang).
Saya dan Abudi selalu mendiskuikan terlebih dahulu kalau mau jalan kemana. Soalnya Dhia dan Akram sudah bisa memilih sih kemana mereka ingin pergi dan menolak ketika mereka merasa kurang sreg sama tempatnya. Biasanya sih nunjukin dulu foto-foto tempat yang mau kami kunjungi, nyari fotonya di inetlah, emang dari mana lagi. :)
Baca juga beberapa tempat yang telah kami kunjungi, siapa tahu bisa jadi ide untuk teman-teman piknik bersama keluarga terutama saat membawa anak kecil :
1. Dusun Bambu
2. Floating Market
3. Galeri Ciumbuleuit
4. Cingu Cafe
5. Camping di the Lodge Maribaya
atau bisa baca tulisan lainnya di label Jalan bareng Bocah.
Akram lagi belajar memanen jeruk. Guntingnya yang bener, ya Aa' Akram! |
Mengawali tahun 2018, dua bocah kami bawa ke kebun jeruk. Sebenarnya, foto-foto ini sudah lama sih, karena pertama kali ke Kebun Jeruk sudah berbulan-bulan yang lalu. Tapi karena anak-anak suka dan tempatnya masih di dalam kota Cimahi, kami jadi sering banget ke sini. Kalau misalnya lagi pengen makan jeruk, kami tinggal ke sini aja biar dapetin jeruk yang masih fresh from tangkal. (tangkal = pohon, Sundanese)
Awal mula tahu tempat ini karena diceritain sama tetangga kalau ada kebun jeruk yang luas dan buahnya banyak. Kita bisa petik sendiri dan mencicipi gratis selama masih di dalam kebun. Tertarik banget dong. Jadilah pas Abudi libur, kami kesana diantar oleh tetangga karena tempatnya enggak terdaftar di Google Map. :D
masuk lewat gang sebelah Di depan gang ada tulisannya Kebun Jeruk Kampung Alam. |
Begitu sampai di Kebun Jeruk, pohon murbei menyambut dengan buahnya yang ranum dan berwarna hitam. Kami beruntung saat itu, datang di hari Sabtu pagi jadi buah-buahan (selain jeruk) masih belum banyak yang dipetik oleh pengunjung. Dhia yang suka banget sama buah ini langsung berbinar dan memetiknya.
"Emang boleh, Teh?" tanya saya ke tetangga.
"Boleh."
Pas ke sana kali kedua waktu itu hari Minggu sore. Buah-buah selain jeruk seperti murbei, arbei, dll udah ludes dan tinggal yang masih mentah.
Di kebun mini ini, memang enggak cuma ada jeruk berbagai jenis. namun juga ada murbei, arbei, delima/pomegranate, markisa, pepino, dan masih banyak lagi tanaman lain. Waktu kami ke sini, markisa masih hijau dan belum ada yang masak. Yaaah, padahal aku suka banget nih.
Untuk masuk ke sini GRATIS. Kita hanya membayar sebanyak jeruk yang kita petik.
Saya tidak lupa kenalan dengan pemiliknya, kebetulan orangnya juga ramah banget dan senang becanda. Pak Sumirat namanya. Aktivitas sehari-hari lelaki berusia 60an itu bersama istrinya adalah mengurusi kebun jeruk seluas 400 tumbak atau 5.600 meter persegi. Beliau bertutur, dari pernghasilan kebun jeruk ini saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Berawal dari uang PHK, beliau belikan tanah tersebut. Lalu beliau tanami jeruk dan bermacam-macam buah lainnya. Waaah, masa pensiun yang sangat menyenangkan, bukan?
Pak Sumirat juga memelihara kambing, ayam, angsa, dll lho. Hewan piaraannya juga dijual sih kalau ada yang mau beli.
Oiya, kebun jeruk ini ada peraturannya lho. Peraturan dibuat agar kebun jeruk tetap terjaga dengan baik diantaranya tidak boleh sembarangan memetik buah misalnya petik yang kecil/hijau namun nggak dimakan/malah dibuang begitu saja di area kebun. Merusak tunas tanaman yang sedang tumbuh. Merusak batang dan ranting. Intinya adalah tindakan merusak tidak diperkenankan.
Jeruk kecil berwarna orange ini keliatan manis, tapi ternyata asemnya luar biasa. kanan atas : buah pepino/ terong belanda tengah : jeruk india bawah : markisa |
Saya melihat, pak Sumirat memang apik banget mengurus kebunnya. Sehingga pohon-pohon jeruknya nggak pernah berhenti berbuah, jadi tiap hari pun kita bisa lho petik buah di sini. Pengairan menggunakan pipa-pipa yang menyebar ke seluruh penjuru kebun.
Di sini kita juga bisa membeli bibit jeruk lho. Saya pun membeli satu bibit pohon jeruk Aparel harganya 35 ribu. Rencana mau ditanam di halaman rumah kami nanti.
Sebelum masuk ke kebun, kita akan diberi kantong kresek dan satu buah gunting untuk memetik. Sebaiknya kita bertanya dulu bagaimana memetik jeruk yang benar jika dirasa belum tahu. Anak-anak juga harus dikasih tahu kalau di sini nggak boleh merusak tanaman-tanamannya dan nggak boleh memetik dengan sembarangan karena bisa merusak pohonnya.
Beberapa kali ke kebun jeruk ini dua bocah merasa senang sekali. Malahan Akram selalu minta makan nasi karena ada tempat lesehan yang cocok untuk 'botram'. Iya sih emang asyik banget kalau membawa dari rumah menu Sunda seperti ikan asin, lalapan, dan sambal.
Di dalam kebun, kita boleh nyicipin gratis lho. Bebas mau makan semulesnya.
Jeruk yang sudah ready bagi yang males metik sendiri. Harganya beda-beda karena jenis dan rasanya pun berbeda. |
Yang kita bayar hanyalah yang kita petik saja. Harga per kilonya Rp 20.000 disamakan walaupun kita memetik jenis jeruk yang berbeda-beda. Nah kalau dirasa kurang, di sini dijual juga yang sudah dipetik. Harganya beda-beda tergantung jenis jeruknya. Lihat foto di atas.
Saya sendiri di dalam kebun bisa makan beberapa butir jeruk (masa sih? ;p), saya selalu pilih yang jenis jeruk Aparel. Buahnya kecil, keliatan buluk/tampilannya kurang menggoda tapi rasa buahnya manis banget, seger, dan buahnya mengkel. Makan 5 buah pun bisa habis kalau lagi lapar. lol
Buat teman-teman yang ingin piknik petik buah jeruk, alternatif jalan bisa lewat jalan Permana (kota Cimahi) Dari alun-alun Cimahi ke utara lewat jalan Kolonel Masturi(Kolmas) lalu di perempatan belok kanan ke jalan Encep Kartawiria, lalu nanti ada pertigaan ada gapura dan pangkalan ojeg belok kiri ke jalan Permana/STKIP Pasundan Cimahi. Lalu naik ke atas terus/ke arah utara sampai di jalan Babakan Muncang Kidul. Setelah sampai di Pesona Alam Residence masih ke arah utara dikit lagi. Dari situ sudah dekat tempatnya, tinggal nanya-nanya aja ke warga. Tempatnya sebelah kanan jalan.
Jalan-jalan ke sini adalah versi murcenya atau penggantinya wisata ke Mekarsari. Tapi tentu enggak bisa dibandingin karena di Mekarsari mah buahnya banyak jenis (dan mihil juga). Kalau di tempat teman-teman, adakah tempat wisata petik buah seperti ini?
Enak banget bisa nyicipin jeruk sampai mules wkwk, patut dicoba nih
ReplyDeletehihi, awas mules ya mbak
DeleteSayang banget bukan di Malang nih, hmm padahal enak tuh masuknya aja gratis wkwk
ReplyDeleteDuh malang, jadi inget apel malang.
DeleteDi Malang juga ada wisata petik jeruk, tapi masuknya bayar
Deletewah asik, makan langsung di kebunnya..:)
ReplyDeletemasih fresh dari pohon
Deleteseru banget ya, metik jeruk sendiri :-)
ReplyDeleteklo di medan, tempat yg beginian cuma ada di daerah berastagi
hemm, jeruk brastagi enak juga tuh mbak
DeleteWah mau banget nanti ajak bayi kesana dia pasti suka hahahha tfs tehhh
ReplyDeletemamahnya yang suka ini mah, adek bayi mah hayu aja. hihi
DeleteBaru tau ada kebun ky gini di cimahi,, kasig tau suami ah...
ReplyDeletesip :)
Deletesalfok sama pak Sumirat di PHK beliin tanah 400 tumbak edun luas banget ya teh keren investasinya mantap pisan.
ReplyDeleteaku baru tahu nih dekat pisan euy dari contong hahaha
Memang jarang yang tahu sih
DeleteNggak nyangka tempatnya nyempil masuk gang tapi pohon jeruknya banyak juga. Jadi ngiler lihat jeruk petik langsung dari pohon.
ReplyDeleteakupun ngiler makanya sering banget ke kebun ini
Deletewah pasti seru nih mba selain mengajarkan si buah hati mengenai buah yang sehat ternyata buahnya bisa langsung dimakan juga yah.
ReplyDeleteyup, anak-anak jadi suka makan buah
DeleteMinta share gog map nya dong teh. Pengen maen nih
DeleteEh ternyata deket ya, masih di seputaran Cimahi. Gak gaul nih aku. Kapan-kapan ajak Al ke sana, ah.
ReplyDeleteAyok Al, Akram seneng banget ngejar-ngejar angsa
Deletewah makasih nih ceriatnya jd tambah lagi yg hrs dikunjungi di cimahi
ReplyDeletesama-sama mamah Tira :)
DeleteAduh padahal deket,,kok belum ke sana ya xixixi
ReplyDeleteiya atuh, piknik dekat dan murah Teh
DeleteAaah deket nih. Kok aku baru tau. Kudu ke sana,nih. Biar puas metikin jeruk di sana. Hihi
ReplyDeletesawaregna teh
DeleteYa Allah, surga banget itu ya. Barokallah utk bpk Sumirat, tanahnya penuh manfaat di masa tua
ReplyDeleteSeru ini berwisata ke kebun, menarik buat anak-anak
ReplyDeleteTahun 2018 ini belum bawa bocah jalan. Makasih, Teh. Jadi tahu mesti ngajak ke mana.
ReplyDeleteAlamat kebun nya boleh minta kk
ReplyDeleteKalau alamat detailnya saya kurang tahu. Ikutin aja deskripsi yang udah saya tulis di atas ya :)
DeletePosisi gang antara tower selular dan SDN Budi Asih. Tower selular dan SDN Budi Asih di kiri jalan, gang masuk di sebelah kanan, kalau dari arah bawah.
ReplyDeletehttps://maps.app.goo.gl/JetkX9VJTDHAuakv7
Masih ada gak kebun nya sekarang
ReplyDelete