Dulu, waktu Dhia akan punya adik (hamil anak kedua) sering ada yang bertanya : "Mbak Dhia gimana, Wien, pas tahu dia mau punya adik?"
Lalu sekarang, muncul pertanyaan yang sama : "Gimana reaksi Dhia dan Akram saat tahu mau punya adik?"
Jawaban saya masih sama yaitu
1. Dhia senang mau punya adik.
Dulu pas saya hamil Akram, Dhia masih umur 2 tahun. Dhia eggak kelihatan membenci adiknya. Enggak pernah menyakiti atau rewel saat adiknya sudah lahir. Kata orang, anak perempuan mah "temuwo".
2. Dhia dan Akram senang sekali mau punya adik.
Mereka antusias dan sudah muncul rasa sayang sama adiknya sejak tahu saya hamil lagi. Ini terlihat dari tingkah mereka yang sering ngelus-elus perut saya dengan belaian kasih sayang. Mereka juga sangat perhatian sama adiknya. Misalnya : saat mau berangkat sekolah, setelah cium tangan saya, mereka seringkali menyapa adik dalam perut dan mencium perut saya. Saat malam tiba, Dhia maupun Akram sering banget memijat kaki saya, duh rasanya haru banget anak usia 5 tahun bisa melakukannya.
"Mereka nggak cemburu?"
"Enggak."
"Ada perubahan sikap atau perilaku sama mereka?"
"Enggak juga. Kalaupun ada perubahan sikap, arahnya ke yang positif. Mereka jadi lebih lebih lebih mandiri, sih. Mandi sendiri, pakai baju sendiri, makan sendiri, membereskan mainan sendiri."
"Mereka jadi kurus nggak? Katanya kalo mau punya adik, kebanyakan si kakak menjadi kurus, ya?"
"Enggak juga, malah naik berat badannya. Akram justru makin gendut, nih." :)
"Gimana cara agar si kakak tidak cemburu dengan kehadiran adik barunya?"
"Saya coba tuliskan yaaa. Tapi ini cuma sesuai dengan apa yang telah kami terapkan. Kalau kata psikolog anak ternyata berbeda, ya mom maap."
1. Jangan Kurangi Kasih Sayang dan Perhatian terhadap sang Kakak
"Enggak mungkin laaah ini terjadi, kami tetep sayang dong sama si kakak." kata teman saya.
Namu secara tidak sadar, beberapa dari orang tua jadi lebih memperhatikan calon adik yang masih di dalam kandung. Sehingga si kakak merasakan kasih sayang dan perhatian yang semakin berkurang. Kesibukan orang tua bekerja dan mempersiapkan kehadiran bayi menjadikan konsentrasi terpecah. Maka sang kakak merasa : "Ih kok, dikit-dikit adik ... dikit-dikit adik."
Misalnya dalam situasi seperti ini :
- si kakak mau minta gendong
Lalu kita jawab : "Jangan kak, ada adik dalam perut."
Padahal masih bisa dengan alternatif jawaban lain seperti gendong sama ayah saja, ya. Jika masih tetap ingin digendong ibu, kasih jawaban lain seperti : oke digendong, tapi sambil duduk yaaa, atau dipangku saja. oke?
Pokoknya jangan sering menolak ketika si kakak minta perhatian lebih dengan alasan "ada adik dalam perut ibu".
Contoh lain yang pernah kami alami adalah ketika bangun tidur biasanya kami selalu mencium pipi/kening anak-anak, menyapanya dengan assalaamu'alaikum, selamat pagi anak ummi&abi yang cantik/ganteng, lalu mengucapkan doa setelah bangun tidur. Kami tidak merubah kebiasaan kami tersebut ketika ada calon adik dan insyaAllah tidak akan berubah setelah adiknya lahir. Ritmenya masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Perhatian yang sama, belaian yang sama, kalau bisa malah lebih banyak perhatian lagi.
- Jangan selalu dan atau terlalu membela adik, ya
Dhia dan Akram beda usia 3 tahun pas. Permainan mereka hampir sama, bermain berdua, kadang akur kadang bertengkar entah itu mainan kakak dirusak adik maupun rebutan mainan. Jangan salahkan si kakak melulu. Jangan selalu si kakak yang harus mengalah. Jangan juga selalu membela si adik, karena ini lama kelamaan bisa menimbulkan kecemburuan.
Yang kami lakukan adalah ketika mereka rebutan mainan saya tanya ke mereka : "Bisa gantian / nggak? Kalau enggak bisa, lebih baik nggak usah main mainan yang ini aja, ya."
Akram dan Dhia nggak akan main mainan tersebut kalau masih saja berantem berebut mainan.
Ketika adik atau kakaknya usil, lalu salah satu menangis, jangan buru-buru menyalahkan si kakak : "Kakaaak, jangan ganggu adiknya terus dong!"
Padahal adik menangis enggak selalu diusilin sama kakaknya, lho. Bisa juga adiknya yang salah. Kalau saya sih, selidiki dulu dengan bertanya/konfirmasi kepada keduanya. Baru mengambil tindakan yang adil dan tidak memihak salah satu.
- Ajak kakak saat berdoa.
Yaitu doa khusus buat adik bayi dalam perut ibu agar selalu sehat. Setelah berdoa untuk adik bayi dalam perut, lanjutkan dengan mendoakan sang kakak. Keraskan suara sehingga sang kakak mendengar ucapan doa kita, belai kepala dan punggungnya. Membelai kepala dan punggung, akan melembutkan hati anak.
- Tetap ajak kedua kakak jalan-jalan, piknik tipis-tipis, atau apa aja deh yang membuat mereka menikmati waktu bersama orang tuanya. Seperti bermain bersama di rumah.
Sebelum anak ketiga ini lahir, saya dan Abudi termasuk sering banget ngajak Akram dan Dhia main kemana gitu. Minimal pas weekend kita keluar ke tempat-tempat main seputar Bandung-Cimahi aja. Walaupun dekat, anak-anak mah udah gembira.
Gitu deh, teman-teman. Dalam tulisan ini saya hanya menyampaikan berdasarkan apa yang telah kami (saya dan Abudi) lakukan dan sesuai pengalaman saja. Oleh karena kondisi tiap keluarga berbeda-beda, sesuaikan dengan kondisi masing-masing, ya. Semoga bisa dipraktekkan buat orang tua muda yang mau menambah momongan tapi takut si kakak cemburu.
Salam Bumil Happy :)))
Lalu sekarang, muncul pertanyaan yang sama : "Gimana reaksi Dhia dan Akram saat tahu mau punya adik?"
Jawaban saya masih sama yaitu
1. Dhia senang mau punya adik.
Dulu pas saya hamil Akram, Dhia masih umur 2 tahun. Dhia eggak kelihatan membenci adiknya. Enggak pernah menyakiti atau rewel saat adiknya sudah lahir. Kata orang, anak perempuan mah "temuwo".
2. Dhia dan Akram senang sekali mau punya adik.
Mereka antusias dan sudah muncul rasa sayang sama adiknya sejak tahu saya hamil lagi. Ini terlihat dari tingkah mereka yang sering ngelus-elus perut saya dengan belaian kasih sayang. Mereka juga sangat perhatian sama adiknya. Misalnya : saat mau berangkat sekolah, setelah cium tangan saya, mereka seringkali menyapa adik dalam perut dan mencium perut saya. Saat malam tiba, Dhia maupun Akram sering banget memijat kaki saya, duh rasanya haru banget anak usia 5 tahun bisa melakukannya.
"Mereka nggak cemburu?"
"Enggak."
"Ada perubahan sikap atau perilaku sama mereka?"
"Enggak juga. Kalaupun ada perubahan sikap, arahnya ke yang positif. Mereka jadi lebih lebih lebih mandiri, sih. Mandi sendiri, pakai baju sendiri, makan sendiri, membereskan mainan sendiri."
"Mereka jadi kurus nggak? Katanya kalo mau punya adik, kebanyakan si kakak menjadi kurus, ya?"
"Enggak juga, malah naik berat badannya. Akram justru makin gendut, nih." :)
"Gimana cara agar si kakak tidak cemburu dengan kehadiran adik barunya?"
"Saya coba tuliskan yaaa. Tapi ini cuma sesuai dengan apa yang telah kami terapkan. Kalau kata psikolog anak ternyata berbeda, ya mom maap."
1. Jangan Kurangi Kasih Sayang dan Perhatian terhadap sang Kakak
"Enggak mungkin laaah ini terjadi, kami tetep sayang dong sama si kakak." kata teman saya.
Namu secara tidak sadar, beberapa dari orang tua jadi lebih memperhatikan calon adik yang masih di dalam kandung. Sehingga si kakak merasakan kasih sayang dan perhatian yang semakin berkurang. Kesibukan orang tua bekerja dan mempersiapkan kehadiran bayi menjadikan konsentrasi terpecah. Maka sang kakak merasa : "Ih kok, dikit-dikit adik ... dikit-dikit adik."
Misalnya dalam situasi seperti ini :
- si kakak mau minta gendong
Lalu kita jawab : "Jangan kak, ada adik dalam perut."
Padahal masih bisa dengan alternatif jawaban lain seperti gendong sama ayah saja, ya. Jika masih tetap ingin digendong ibu, kasih jawaban lain seperti : oke digendong, tapi sambil duduk yaaa, atau dipangku saja. oke?
Pokoknya jangan sering menolak ketika si kakak minta perhatian lebih dengan alasan "ada adik dalam perut ibu".
Contoh lain yang pernah kami alami adalah ketika bangun tidur biasanya kami selalu mencium pipi/kening anak-anak, menyapanya dengan assalaamu'alaikum, selamat pagi anak ummi&abi yang cantik/ganteng, lalu mengucapkan doa setelah bangun tidur. Kami tidak merubah kebiasaan kami tersebut ketika ada calon adik dan insyaAllah tidak akan berubah setelah adiknya lahir. Ritmenya masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Perhatian yang sama, belaian yang sama, kalau bisa malah lebih banyak perhatian lagi.
- Jangan selalu dan atau terlalu membela adik, ya
Dhia dan Akram beda usia 3 tahun pas. Permainan mereka hampir sama, bermain berdua, kadang akur kadang bertengkar entah itu mainan kakak dirusak adik maupun rebutan mainan. Jangan salahkan si kakak melulu. Jangan selalu si kakak yang harus mengalah. Jangan juga selalu membela si adik, karena ini lama kelamaan bisa menimbulkan kecemburuan.
Yang kami lakukan adalah ketika mereka rebutan mainan saya tanya ke mereka : "Bisa gantian / nggak? Kalau enggak bisa, lebih baik nggak usah main mainan yang ini aja, ya."
Akram dan Dhia nggak akan main mainan tersebut kalau masih saja berantem berebut mainan.
Ketika adik atau kakaknya usil, lalu salah satu menangis, jangan buru-buru menyalahkan si kakak : "Kakaaak, jangan ganggu adiknya terus dong!"
Padahal adik menangis enggak selalu diusilin sama kakaknya, lho. Bisa juga adiknya yang salah. Kalau saya sih, selidiki dulu dengan bertanya/konfirmasi kepada keduanya. Baru mengambil tindakan yang adil dan tidak memihak salah satu.
- Ajak kakak saat berdoa.
Yaitu doa khusus buat adik bayi dalam perut ibu agar selalu sehat. Setelah berdoa untuk adik bayi dalam perut, lanjutkan dengan mendoakan sang kakak. Keraskan suara sehingga sang kakak mendengar ucapan doa kita, belai kepala dan punggungnya. Membelai kepala dan punggung, akan melembutkan hati anak.
- Tetap ajak kedua kakak jalan-jalan, piknik tipis-tipis, atau apa aja deh yang membuat mereka menikmati waktu bersama orang tuanya. Seperti bermain bersama di rumah.
Sebelum anak ketiga ini lahir, saya dan Abudi termasuk sering banget ngajak Akram dan Dhia main kemana gitu. Minimal pas weekend kita keluar ke tempat-tempat main seputar Bandung-Cimahi aja. Walaupun dekat, anak-anak mah udah gembira.
Gitu deh, teman-teman. Dalam tulisan ini saya hanya menyampaikan berdasarkan apa yang telah kami (saya dan Abudi) lakukan dan sesuai pengalaman saja. Oleh karena kondisi tiap keluarga berbeda-beda, sesuaikan dengan kondisi masing-masing, ya. Semoga bisa dipraktekkan buat orang tua muda yang mau menambah momongan tapi takut si kakak cemburu.
Salam Bumil Happy :)))
ini memang sering menjadi masalah bila sikecil hadir kakak merasa tersisihkan
ReplyDeletemenanti anak ketiga ya, semoga lancar persalinan nya ya buuk
ReplyDeleteMa kasih sharingnya, Mak. Kata-kata yang tepat bisa meminimalkann kecemburuan ya. TFS
ReplyDeleteSehat selalu yaa Win, semoga lancar persalinannya.Dhia dan Akram juga mudah2an sehat selalu dan sayang sama adiknya
ReplyDeleteSepakat dengan tipsnya. Saya ngalami juga waktu lahiran anak kedua. Apalagi ini jaraknya 13 tahun 😊
ReplyDeleteWiiih, Akram, Dhia.... Lovely banget sih, kalian :)
ReplyDeleteSaya pernah juga mengalami hal yang sama, saat si sulung merasa tersaingi oleh adeknya trus ngambek, tapi setelah di beri pengertian akhirya bisa memahami dan akur lagi...
ReplyDelete