Halo semua...
Kali ini saya mau bercerita tentang apa yang saya rasakan setelah mendapatkan Access Bars di Lineation. Mau sedikit cerita, waktu pertama kali tahu ada Bars di Lineation Centre (bulan Desember kalo gak salah) akutu nggak mau. Nggak tahu alasannya apa, ya nggak mau aja sih. Takut... mungkin iya. Tapi kata mbak Alaika (bars practitioner) jiwaku menolak. Waktu itu memang saya cuma tahu sedikit tentang bars dari cerita-cerita. Namun setelah ikut workshop Stress Management dokter Dave ( dr. David Budi Wartono), saya jadi ingin sekali dibars.
Saya ingat betul waktu itu hari Jum'at. Pagi hari yang sungguh kacau balau. Agak siang dikit rumah sudah berantakan berkali-kali lipat dari biasanya, mainan berhamburan, baju di mesin cuci dan keranjang setrikaan sampai udah kayak TPA Cirendeu longsor, lalu ditambah ribut sama tetangga karena masalah sepele. Anak-anak saya marahin habis-habisan cuma gara-gara mereka menumpahkan minuman, padahal biasanya saya santai saja tinggal ambil lap dan keringkan. Saya marah lagi saat mereka makan dengan berantakan. Rasanya emosi melulu.
Badan rasanya capeeek banget. Saya merasa hariku seperti lamaa sekali. Padahal masih pagi loh, orang-orang belum pada berangkat Jum'atan.
Oh ya Allah... ada apa denganku?
Saya menyadari betul ada yang enggak beres dengan kewarasan saya saat itu. Apa saya lagi PMS? Kayaknya enggak karena belum waktunya. Mungkin saya butuh pelukan, tapi Abudi (suami saya) kan lagi kerja, peluk virtual mah enggak ngaruh. Saya hanya chat suami kalau saya sedang sedih dan kacau.
Lalu saya langsung teringat teh Nchie Hanie -sahabat online (yang sudah saya anggap sebagai kakak). Saya mengirimkan pesan singkat kepada beliau:
"Teh, aku pengen diBARS. Kapan ada di Klinik (Lineation)?"
Teh Nchie jawab bahwa hari itu ada di klinik dan lagi nge-Bars juga. Lalu aku minta jadwal kosongnya. Alhamdulillah hari itu ada. Setelah minta ijin ke Abudi, saya langsung meluncur ke Lineation, 3 bocah diajak semua.
Waktu pertama kalinya menerima energi bars, yang saya rasakan ada kejutan halus seperti aliran listrik (jangan bayangin kesetrum, ya). Lalu ada hawa hangat mengalir dari kepala ke seluruh tubuh. Waktu disentuh bagian dahi, yang saya baru tahu ternyata itu adalah titik sadness, saya langsung curambai. Air mata nggak bisa berhenti mengalir. Deras. Sampai berakhirnya sesi Bars mata saya sembab.
Tapi yang dirasakan satu orang dengan orang lain itu berbeda-beda, lho. Ada yang mengantuk sampai ketiduran, ada yang kesemutan, dan sebagainya. Pada waktu dibars untuk kedua dan ketiga kalinya pun rasanya berbeda. Beda praktisi bars juga beda rasanya.
Rasanya diBARS itu kayak gimana? Jawabannya tergantung penerimaan kamu terhadap Bars dan seberapa pasrah diri sendiri mau berubah. Gitu aja sih.
Yang mau saya bagi ke kalian adalah perubahan-perubahan yang saya rasakan setelah di-Bars.
1. Badan Terasa lebih Ringan, Nyeri-nyeri di beberapa bagian tubuh berangsur hilang.
Salah satu efek ketika tubuh menyimpan energi negatif adalah sakit di beberapa bagian tubuh. Kalau saya sakit di dada karena lama memendam benci. Saya nggak bisa cerita benci ke siapa. Yang jelas, rasa benci yang terpendam akan semakin menumpuk dan akan kembali kepada pemiliknya.
2. Setelah di-Bars Berangsur Hilang perasaan julid atau dengki ke orang
Niat awal saya melakukan Bars adalah untuk menghilangkan sampah-sampah negatif dalam pikiran dan hati. Ingin jadi orang yang lebih baik lagi dari sekarang. Ingin ngilangin perasaan julid, iri dan dengki atas pencapaian orang lain.
"Julid wae ke orang, nggak bersyukur kamu ya?"
Jangan bilang itu karena saya kurang bersyukur. Tolong yang beranggapan seperti itu plis jangan, apalagi sama seseorang yang sedang stress atau depresi.
Bagaimana saya tidak bersyukur dengan segala kenikmatan yang telah Allah berikan? Keluarga yang harmonis, suami yang penyayang, anak-anak yang sehat, rezeki materi cukup, nafkah lahir dan batin cukup. Nikmat mana lagi yang bisa didustakan?
Namun lintasan-lintasan pikiran jahat, julid, seperti: "eh dia kok dapat job itu aku kok enggak", "eh dia kok dapat endorse itu aku kok enggak", itu seringkali muncul dalam otak ini. Nggak mau gitu sebenernya akutu.
Setelah 3x menerima energi Bars, alhamdulillah hati rasanya lebih tentram, nggak ada tuh lintasan-lintasan seperti yang tersebut di atas. Kalaupun ada, enggak sebanyak sebelumnya. Hati jadi jauh lebih lapang dan tentram.
3. Setelah di-Bars saya lebih bisa mengontrol emosi
Terutama dalam menghadapi anekdot 3 bocah. Yang namanya ibu-ibu, banyak jobdesk-nya. Karena satu dan lain hal kadang kelewatan marahnya ke anak, emosi nggak terkendali. Dulu, kalau marah ke anak terkadang kelepasan sampai jiwit dan mukul pantat, selain itu omelan yang meluncur deras dari mulut (tapi Alhamdulillah nggak sampai ngomong kasar seperti anj*** gob*** dan semacamnya).
Setelah jiwit dan mukul anak, badan rasanya sakit banget. Pukulan saya ke anak seolah-olah balik lagi menyerang badan saya sendiri. Setelah "kelepasan" itu rasanya luar biasa menyesal. Anak dipeluk dan diciumin. Ada yang pernah mengalami?
Yang saya rasain setelah diBars, saya jarang banget marah-marah yang nggak terkendali. Kalau cuma lihat anak berantakin mainan, numpahin air, mainan air sampai lantai banjir dan becek itu mah keciiiil. Tinggal beresin lagi, air tinggal dipel aja beres. Apalagi sekarang si bungsu sedang aktiv-aktivnya. Segala macam dipegang karena penasaran, lagi suka makan sendiri alhasil makanan berserakan di lantai. Hal tersebut nggak lagi bikin saya emosi, melainkan sesuatu yang harus dinikmati. Lucu aja lihatnya. lol
Lihat setrikaan menggunung dan cucian kotor penuh di mesin cuci, yaaa semampunya aja diberesin. Namanya juga enggak ada asistent rumah tangga. Yang penting anak tercukupi makan dan nutrisinya, cukup perhatian, cukup pelukan dan belaian, serta cukup waktu bermain dengan saya. Saya bisa menemani mereka bermain ataupun mempelajari sesuatu. Segitu juga udah alhamdulillah. Abudi nggak pernah menuntut yang macem-macem semisal rumah harus selalu rapi.
4. Setelah dibars banyak hal-hal yang saya rasakan terasa lebih mudah.
Tentu saja yang membuat mudah adalah Dia, Ya-Muhaimin... Sang Maha Pemelihara. Dia memberi kemudahan dalam setiap urusan saya, memelihara saya dan juga memberi rezeki yang cukup.
Setelah Bars, rasa iri sama yang dapat banyak job (blogger) udah hilang. Saya berfikir, ya itu rezeki dia kenapa gue harus sirik? Toh enggak dapat job blogger, rezeki tetap diberikan melalui suami.
Sungguh... lega banget bisa berfikir kayak gitu.
Anehnya, setelah itu justru rezeki seperti pasir besi yang tertarik oleh magnet- pada datang sendiri. MasyaAllah...dari yang kecil-kecil sampai yang besar seperti kontrak eksklusif dengan salah satu brand besar, menang lomba, dan lain-lain.
Emang bisa? Jawabannya bisa banget. Bars ini untuk semua orang, semua usia. Akram dan Dhia dua kali menerima Bars dari teh Nchie. Dari wawancara sama Dhia dan Akram, keduanya pun merasakan hal yang berbeda. Kalau Dhia, katanya rileks dan enakeun. Sedangkan Akram rasanya hangat, katanya.
Kata dokter, bayi menyukai energi Bars yang lembut.
Oh ternyata begitu, pantesan baby Arfan selalu tidur saat saya dibars. Energi Bars mengalir dan dirasakan juga sama dede bayi.
Sebanyak itu hal baik yang saya rasakan setelah menerima Bars. Terima kasih banyak teh Nchie Hanie yang udah ngasih energi Bars ke saya dan anak-anak.
Tentang Bars
Nchie Hanie: Apa Itu Bars Access Consciousness?
Alaika Abdullah: Access Bars - the Tool from Access Consciousness
Kali ini saya mau bercerita tentang apa yang saya rasakan setelah mendapatkan Access Bars di Lineation. Mau sedikit cerita, waktu pertama kali tahu ada Bars di Lineation Centre (bulan Desember kalo gak salah) akutu nggak mau. Nggak tahu alasannya apa, ya nggak mau aja sih. Takut... mungkin iya. Tapi kata mbak Alaika (bars practitioner) jiwaku menolak. Waktu itu memang saya cuma tahu sedikit tentang bars dari cerita-cerita. Namun setelah ikut workshop Stress Management dokter Dave ( dr. David Budi Wartono), saya jadi ingin sekali dibars.
Pertama Kali Menerima Bars
Saya ingat betul waktu itu hari Jum'at. Pagi hari yang sungguh kacau balau. Agak siang dikit rumah sudah berantakan berkali-kali lipat dari biasanya, mainan berhamburan, baju di mesin cuci dan keranjang setrikaan sampai udah kayak TPA Cirendeu longsor, lalu ditambah ribut sama tetangga karena masalah sepele. Anak-anak saya marahin habis-habisan cuma gara-gara mereka menumpahkan minuman, padahal biasanya saya santai saja tinggal ambil lap dan keringkan. Saya marah lagi saat mereka makan dengan berantakan. Rasanya emosi melulu.
Badan rasanya capeeek banget. Saya merasa hariku seperti lamaa sekali. Padahal masih pagi loh, orang-orang belum pada berangkat Jum'atan.
Oh ya Allah... ada apa denganku?
Saya menyadari betul ada yang enggak beres dengan kewarasan saya saat itu. Apa saya lagi PMS? Kayaknya enggak karena belum waktunya. Mungkin saya butuh pelukan, tapi Abudi (suami saya) kan lagi kerja, peluk virtual mah enggak ngaruh. Saya hanya chat suami kalau saya sedang sedih dan kacau.
Lalu saya langsung teringat teh Nchie Hanie -sahabat online (yang sudah saya anggap sebagai kakak). Saya mengirimkan pesan singkat kepada beliau:
"Teh, aku pengen diBARS. Kapan ada di Klinik (Lineation)?"
Teh Nchie jawab bahwa hari itu ada di klinik dan lagi nge-Bars juga. Lalu aku minta jadwal kosongnya. Alhamdulillah hari itu ada. Setelah minta ijin ke Abudi, saya langsung meluncur ke Lineation, 3 bocah diajak semua.
Bagaimana Rasanya diBars
Waktu pertama kalinya menerima energi bars, yang saya rasakan ada kejutan halus seperti aliran listrik (jangan bayangin kesetrum, ya). Lalu ada hawa hangat mengalir dari kepala ke seluruh tubuh. Waktu disentuh bagian dahi, yang saya baru tahu ternyata itu adalah titik sadness, saya langsung curambai. Air mata nggak bisa berhenti mengalir. Deras. Sampai berakhirnya sesi Bars mata saya sembab.
Tapi yang dirasakan satu orang dengan orang lain itu berbeda-beda, lho. Ada yang mengantuk sampai ketiduran, ada yang kesemutan, dan sebagainya. Pada waktu dibars untuk kedua dan ketiga kalinya pun rasanya berbeda. Beda praktisi bars juga beda rasanya.
After Bars Lineation
Waktu saya upload foto saat sedang di-Bars, banyak yang bertanya apa itu Bars? Diapain? kayak gimana rasanya? Buat kalian yang bertanya apa itu Bars, mending baca tulisannya mbak Alaika atau teh Nchie aja deh, link saya taroh di akhir tulisan ini,yaa.Rasanya diBARS itu kayak gimana? Jawabannya tergantung penerimaan kamu terhadap Bars dan seberapa pasrah diri sendiri mau berubah. Gitu aja sih.
Yang mau saya bagi ke kalian adalah perubahan-perubahan yang saya rasakan setelah di-Bars.
1. Badan Terasa lebih Ringan, Nyeri-nyeri di beberapa bagian tubuh berangsur hilang.
Salah satu efek ketika tubuh menyimpan energi negatif adalah sakit di beberapa bagian tubuh. Kalau saya sakit di dada karena lama memendam benci. Saya nggak bisa cerita benci ke siapa. Yang jelas, rasa benci yang terpendam akan semakin menumpuk dan akan kembali kepada pemiliknya.
2. Setelah di-Bars Berangsur Hilang perasaan julid atau dengki ke orang
Niat awal saya melakukan Bars adalah untuk menghilangkan sampah-sampah negatif dalam pikiran dan hati. Ingin jadi orang yang lebih baik lagi dari sekarang. Ingin ngilangin perasaan julid, iri dan dengki atas pencapaian orang lain.
"Julid wae ke orang, nggak bersyukur kamu ya?"
Jangan bilang itu karena saya kurang bersyukur. Tolong yang beranggapan seperti itu plis jangan, apalagi sama seseorang yang sedang stress atau depresi.
Bagaimana saya tidak bersyukur dengan segala kenikmatan yang telah Allah berikan? Keluarga yang harmonis, suami yang penyayang, anak-anak yang sehat, rezeki materi cukup, nafkah lahir dan batin cukup. Nikmat mana lagi yang bisa didustakan?
Namun lintasan-lintasan pikiran jahat, julid, seperti: "eh dia kok dapat job itu aku kok enggak", "eh dia kok dapat endorse itu aku kok enggak", itu seringkali muncul dalam otak ini. Nggak mau gitu sebenernya akutu.
Setelah 3x menerima energi Bars, alhamdulillah hati rasanya lebih tentram, nggak ada tuh lintasan-lintasan seperti yang tersebut di atas. Kalaupun ada, enggak sebanyak sebelumnya. Hati jadi jauh lebih lapang dan tentram.
3. Setelah di-Bars saya lebih bisa mengontrol emosi
Terutama dalam menghadapi anekdot 3 bocah. Yang namanya ibu-ibu, banyak jobdesk-nya. Karena satu dan lain hal kadang kelewatan marahnya ke anak, emosi nggak terkendali. Dulu, kalau marah ke anak terkadang kelepasan sampai jiwit dan mukul pantat, selain itu omelan yang meluncur deras dari mulut (tapi Alhamdulillah nggak sampai ngomong kasar seperti anj*** gob*** dan semacamnya).
Setelah jiwit dan mukul anak, badan rasanya sakit banget. Pukulan saya ke anak seolah-olah balik lagi menyerang badan saya sendiri. Setelah "kelepasan" itu rasanya luar biasa menyesal. Anak dipeluk dan diciumin. Ada yang pernah mengalami?
Yang saya rasain setelah diBars, saya jarang banget marah-marah yang nggak terkendali. Kalau cuma lihat anak berantakin mainan, numpahin air, mainan air sampai lantai banjir dan becek itu mah keciiiil. Tinggal beresin lagi, air tinggal dipel aja beres. Apalagi sekarang si bungsu sedang aktiv-aktivnya. Segala macam dipegang karena penasaran, lagi suka makan sendiri alhasil makanan berserakan di lantai. Hal tersebut nggak lagi bikin saya emosi, melainkan sesuatu yang harus dinikmati. Lucu aja lihatnya. lol
Lihat setrikaan menggunung dan cucian kotor penuh di mesin cuci, yaaa semampunya aja diberesin. Namanya juga enggak ada asistent rumah tangga. Yang penting anak tercukupi makan dan nutrisinya, cukup perhatian, cukup pelukan dan belaian, serta cukup waktu bermain dengan saya. Saya bisa menemani mereka bermain ataupun mempelajari sesuatu. Segitu juga udah alhamdulillah. Abudi nggak pernah menuntut yang macem-macem semisal rumah harus selalu rapi.
4. Setelah dibars banyak hal-hal yang saya rasakan terasa lebih mudah.
Tentu saja yang membuat mudah adalah Dia, Ya-Muhaimin... Sang Maha Pemelihara. Dia memberi kemudahan dalam setiap urusan saya, memelihara saya dan juga memberi rezeki yang cukup.
Setelah Bars, rasa iri sama yang dapat banyak job (blogger) udah hilang. Saya berfikir, ya itu rezeki dia kenapa gue harus sirik? Toh enggak dapat job blogger, rezeki tetap diberikan melalui suami.
Sungguh... lega banget bisa berfikir kayak gitu.
Anehnya, setelah itu justru rezeki seperti pasir besi yang tertarik oleh magnet- pada datang sendiri. MasyaAllah...dari yang kecil-kecil sampai yang besar seperti kontrak eksklusif dengan salah satu brand besar, menang lomba, dan lain-lain.
BARS untuk Anak-Anak
Emang bisa? Jawabannya bisa banget. Bars ini untuk semua orang, semua usia. Akram dan Dhia dua kali menerima Bars dari teh Nchie. Dari wawancara sama Dhia dan Akram, keduanya pun merasakan hal yang berbeda. Kalau Dhia, katanya rileks dan enakeun. Sedangkan Akram rasanya hangat, katanya.
Kata dokter, bayi menyukai energi Bars yang lembut.
Oh ternyata begitu, pantesan baby Arfan selalu tidur saat saya dibars. Energi Bars mengalir dan dirasakan juga sama dede bayi.
***
Sebanyak itu hal baik yang saya rasakan setelah menerima Bars. Terima kasih banyak teh Nchie Hanie yang udah ngasih energi Bars ke saya dan anak-anak.
Tentang Bars
Nchie Hanie: Apa Itu Bars Access Consciousness?
Alaika Abdullah: Access Bars - the Tool from Access Consciousness
Makasiih Uwiin dan ponakan2 cakep2. Asiik segala sesuatu kalo dipermudah akan berasa happy kan?
ReplyDeleteYeaay, All LiFe Comes to Me with Ease, Joy and Glory..
What Else Is Possible?
baru tahu aku , makasih sharingnya
ReplyDeletewow mau teh aku ge gusti masih tetep jadi mamak Tyrex wkwkwk kesel komo nempo artis mah beuki julid wkwk
ReplyDeleteSaya baru tahu ttg bars ini.
ReplyDeleteTapi kalau dari cerita di atas... Kayaknya saya tertarik pingin nyoba... Sayangnya blm ada di setiap kota ya? Dan mahal juga pastinya?