Hai, foodies!
Sebagai si tukang icip-icip berbagai macam makanan, saya hampir selalu memperhatikan kebersihan makanan dan tempat jualannya. Selain itu, saya juga memperhatikan beberapa hal ketika jajan di luar rumah, diantaranya menunya unik/nggak, tempatnya nyaman/nggak untuk dine-in, suasananya rame/nggak sama pengunjung, review tempat dan makanannya bagus/nggak.
|
#SantapAman lebih aware yuk dengan kebersihan makanan dan tempat kita kulineran. |
Pada saat pandemi, saya memilih lebih banyak pesan antar makanan via online. Foto yang dipajang pada aplikasi juga mempengaruhi saya untuk membelinya. Packaging juga penting.
Meskipun demikian, saya akui terkadang cheating dan cuek, enggak merhatiin makanan yang dibeli hygienis atau enggak, yang penting aku suka. hahaha (santai banget anaknya)
Terkadang makanan yang kurang bersih penyajiannya emang nggak bisa dihindari. Apalagi kalo lagi nyetrit (hunting street food). Misalnya, saat ke CFD yang tentu saja banyak jajanan. Biasanya pengen jajan sosis bakar, rujak bebek (tumbuk), kupat tahu atau makanan apapun yang menggoda selera saat itu. Situasi dan kondisi lainnya, misalnya, pada saat beli telor gulung, cilok, cilor, cimol, batagor maupun seblak yang mangkal di depan sekolah SD anak saya. Nggak tau kenapa rasanya enak banget. lol
Akhirnya aku beranggapan. Memilih hanya beli di tempat yang jelas bersih itu benar, tapi beli jajanan di pinggir jalan juga nggak salah. Meskipun begitu saya tetep aware. Nggak perlu parno. Karena tifus nggak hanya menyerang orang-orang yang (maaf) "jorok", yang "bersih" pun bisa terkena. *imho
Just eat and enjoy the meal. Buatku, makan mah makan weh. Kalau badanmu lagi pengen makanan pinggir jalan, ya nggak papa. Sekali lagi ini berlaku buatku, ya. JANGAN DITIRU! hehe. :))
|
makan bakso |
Mengabaikan kondisi manusiawi di atas, sebaiknya emang kita tetap memperhatikan kebersihan tempat, makanan, dan orang yang menyajikan. Kalau untuk makanan pesan antar, sebaiknya disterilkan terlebih dahulu sebelum dimakan. Ah iya, bagian luarnya juga perlu dibersihkan dan terpenting cuci tangan sebelum makan. Well, pandemi ini mengajarkan banyak hal 'kan? Terutama tentang kebersihan. :)
Hemmm, aman dong berarti buat kita-kita yang menjaga banget soal kebersihan makanan?
Oh belum tentu. Karena bakteri Salmonella ini suka banget nempel-nempel dimanapun terutama makanan dan minuman. (sorry gw gak niat nakut-nakutin, cuma mau agar kita lebih aware aja)
Wait! Apakah di resto yang mengutamakan kebersihan otomatis bebas bakteri Salmonella?
Bisa jadi, kemungkinan tetap ada. Namun persentasenya lebih kecil dibanding street food. Di restorant seringkali kita nggak tahu kondisi dapurnya. Apakah dapurnya sebersih dan se-hygienis tempat makannya yang di depan? Nggak ada yang tahu 'kan karena nggak semua resto open kitchen.
Paling mantab sih jika proses memasak makanannya hingga penyajiannya terlihat, tapi jarang juga kan resti yang kayak gitu. Itulah kenapa resto atau tempat makan yang mempunyai standart tinggi untuk kebersihan pada makanan, tempatnya, serta penyajinya mempunyai rate $$$$.
|
Penyajian makanan di hotel bintang 5+ yang sangat memperhatian kebersihan jelas beda dengan abang-abang pakai gerobak. yaiyalah! plakkk |
Ngomong-ngomong, tahu nggak sih kalian, kalo ternyata ... Tyfoid/demam Tyfoid atau yang lebih dikenal oleh masyarakat awam seperti saya sebagai Tifus itu bisa menular lewat makanan yang kita makan dan kontak erat? (((guwe pikir selama ini Tifus itu karena Qerja Qeras Bagai Quda dan kurang makan serta kurang perhatian)))) LOL
Tentang TIFUS atau TYFOID atau DEMAM TIFOID
Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, Sanofi Pasteur Indonesia menginisiasi kampanye #SantapAman untuk menyosialisasikan pentingnya mendapatkan vaksinasi untuk mencegah penyakit menular melalui makanan atau food borne disease terutama penyakit Tifoid.
Peluncuran Kampanye #SantapAman telah diselenggarakan pada Kamis 11 November 2021- Pukul 14.00 LIVE di instagram @kenapaharusvaksin dan YouTube Kenapa Harus Vaksin serta Zoom Meeting.
Apa itu Penyakit Demam Tifoid?
Yuk, sedikit kita bahas tentang Tifus/Tyfoid/Demam Tifoid. Tyfoid merupakan penyakit infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thyphi. Kasus demam Thyfoid bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat umum.
Menurut data yang dipaparkan oleh dr. Suzy Maria Sp.PD, K-AI ( Dokter Spesialis Penyakit Dalam ), kasus Tifoid di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Terdapat 51-148 kasus tiap 100.000 penduduk per tahun. Kasus kematian karena Tifoid antara 600 hingga 1.500 (Pedoman pengendalian demam tifoid, Kemenkes RI No 364/MENKES/SK/V/2006)
“Food borne disease seperti demam tifoid dapat dicegah dengan cara menjagasanitasi dan higienitas pribadi dan menghindari kontak dengan penderita. Mengingat Indonesia masih merupakan negara endemik tifoid, maka vaksinasi merupakan langkah optimal serta efektif untuk mencegah demam tifoid. Cara kerja vaksinasi untuk penyakit tifoid yaitu meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi bakteri Salmonella Typhi." ~ dr. Suzy Maria Sp.PD, K-AI
Kita nggak tahu kapan makanan atau minuman yang kita konsumsi terdapat bakteri Salmonella typhi. Untuk itu kita harus waspada karena penularan Demam Tifoid ini bisa terjadi pada saat penyimpanan, pembuatan, pengemasan, maupun pengiriman. Untuk yang memasak sendiri di rumah pun perlu diperhatikan supaya bakteri ini nggak menyerang diri sendiri dan keluarga.
Gejala Demam Tifoid
Gejala Demam Tifoid, diantaranya: demam yang meningkat secara bertahap tiap hari serta lebih tinggi pada malam hari, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan lemas, serta munculnya ruam. Pada anak-anak, tifoid disertai sering mengalami diare, sementara orang dewasa cenderung mengalami konstipasi.
|
Gejala Umum Demam Tifoid |
Pencegahan Demam Tifoid
Bisa dicegah? Tentu bisa, dong! Yaitu dengan Vaksinasi Tifoid.
Kampanye #SantapAman yang diadakan oleh SANOFI ini, bertujuan sosialisasi pentingnya mendapatkan vaksinasi untuk mencegah penyakit menular melalui makanan terutama penyakit tifoid. Melalui vaksinasi, tubuh mendapatkan perlindungan ekstra dan kita bisa menyantap berbagai makanan dan minuman tanpa rasa khawatir. Semoga setelah ini, pemahaman menjadi lebih baik bagi masyarakat Indonesia mengenai pentingnya kebersihan makanan atau minuman serta melakukan vaksinasi tifoid untuk mencegah penyakit tifus atau demam tifoid.
"Yha! Kalo beraddd buat menghindari abang tukang cilok, cimol dan kastanya yang ada di pinggir jalan, udah paling bener emang lindungi diri dengan vaksin. #VaksinLindungikuLindungimu."
Di kesempatan ini, Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia, dr. Dhani Arifandi T., menjelaskan
“Di Sanofi Pasteur, kami berkomitmen menjadi mitra kesehatan terpercaya yang menyediakan perlindungan kesehatan berkualitas melalui vaksin dan mengedukasi berbagai pihak mengenai pentingnya vaksinasi. Di kampanye #SantapAman, kami mengajak semua pihak agar senantiasa menjaga higienitas saat menyiapkan makanan, rutin mencuci tangan, dan selangkah lebih maju dengan memberikan perlindungan untuk diri serta keluarga dari risiko penularan penyakit melalui makanan dengan melakukan vaksinasi tifoid agar kita lebih tenang saat menyantap makanan favorit.”
Chef dan pecinta kuliner, William Gozali yang akrab disapa Willgoz, yang turut hadir di acara Campaigne #SantapAman memberikan beberapa kiat supaya kita tetap memperhatikan tahapan proses pembuatan makanan atau minuman harus mengutamakan higienitas. Misalnya saja dalam penyimpanan sayur dan daging yang nggak boleh disatuin, penggunaan talenan dan pisau saat preparation juga musti diperhatikan yaitu menggunakan talenan terpisah antara sayur dengan daging. Atau memotong sayur terlebih dahulu sebelum daging.
Dimana mendapatkan vaksinnya?
Buat kalian yang terpanggil untuk melakukan vaksinasi tifoid, segera dateng aja ke Rumah Sakit atau sentra vaksin di dekatmu. Sebelumnya, pastikan/tanyakan terlebih dahulu apakah tersedia di tempat yang akan kalian datangi. Berapa biaya vaksin tifoid ini dapat kalian tanyakan ke tempat vaksin yang kalian tuju, ya.
Yang bisa mendapatkan vaksin tifoid adalah semua masyarakat mulai usia 2 tahun ke atas. Kemudian bisa diulang dalam jangka 3 tahun sekali supaya lebih terlindungi.
Acara ini beneran nambah kesadaran tentang menjaga kebersihan makanan dan melindungi diri dengan vaksinasi. Jika kalian ingin menyimak acara ini secara penuh, atau informasi lebih lanjut tentang vaksin tifoid, langsung aja cek instagram @kenapaharusvaksin atau channel youtubenya, ya.
Yuk, perhatiin lagi kesehatan diri kita supaya tetap bisa menikmati berbagai macam kuliner. Tetap sehat dan makan nikmat, ya Manteman!
Tentang Sanofi
Sanofi merupakan perusahaan biofarmasi global yang fokus pada kesehatan manusia. Fokus mencegah penyakit dengan vaksin serta menyediakan perawatan inovatif untuk mengatasi rasa sakit dan meringankan penderitaan. Sanofi berdiri bersama orang-orang yang mengidap penyakit langka dan jutaan lainnya yang menderita kondisi kronis jangka panjang.
Bersama lebih dari 100 ribu karyawan di 100 negara, Sanofi mengubah inovasi ilmiah menjadi solusi perawatan kesehatan di seluruh dunia. Sanofi, Empowering Life. Sanofi Pasteur, divisi vaksin di Sanofi, menyediakan lebih dari 1 miliar dosis vaksin setiap tahun, sehingga memungkinkan untuk dapat memvaksinasi lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia.
Sebagai pemimpin di industri vaksin di dunia, Sanofi Pasteur memiliki portofolio vaksin berkualitas tinggi yang selaras dengan keahliannya di tiap area dan memenuhi kebutuhan kesehatan publik. Sanofi Pasteur adalah perusahaan terbesar yang seluruhnya didedikasikan untuk vaksin. Informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: www.sanofipasteur.com atau www.sanofipasteur.us